Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiahdi pasar spot antar bank Jakarta, Rabu, bertahan pada angka Rp9.130/9.140 (sebelumnya Rp9.130/9.169) per dolar AS, karena pelaku cenderung hati-hati memasuki pasar.
"Sikap pelaku asing dan lokal itu berkaitan dengan pernyataan otoritas moneter Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2008 cenderung melambat," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat diperkirakan akan berkisar antara 6,0 persen sampai 6,3 persen atau turun di bawah kuartal sebelumnya yang mencapai 6,5 persen.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut akibat pengaruh ekonomi global dan masih tingginya harga minyak mentah dunia, katanya.
Dikatakannya, rupiah di angka tersebut dinilai cukup bagus, karena jauh di bawah angka Rp9.200 per dolar AS.
Jadi stabilnya nilai tukar rupiah itu saat ini, karena pelaku pasar menunggu mereda gejolak bursa Wall Street akibat krisis keuangan di Amerika Serikat yang melanda sejumlah lembaga keuangannya, katanya.
Pelaku pasar, lanjut dia, juga mengharapkan munculnya isu positif dari internal yang akan mendorong mereka melakukan aksi beli rupiah pada sore nanti.
Pasar pada sore kemungkinan akan lebih baik dibanding pagi dengan munculnya isu segar yang memicu pelaku membeli rupiah, katanya.
Rupiah sore nanti diperkirakan akan kembali menguat, karena sejumlah emiten yang memberikan laporan positif karena meraih laba bersih yang cukup signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua cukup bagus, meski pada kuartal ketiga dilaporkan agak melambat, ucapnya.
Ia mengatakan, perbankan nasional diperkirakan mulai menyesuaikan tingkat suku bunga setelah tiga bulan berikutnya masih stabil. Rencana kenaikan suku bunga deposito itu menyusul menguatnya bunga acuan Bank Indonesia menjadi 8,75 persen.
Kenaikan bunga acuan BI itu diperkirakan akan memicu investor asing aktif menempatkan dananya di pasar domestik melalui berbagai instrumen BI seperti Surat Utang Negara, dan Sertifikat Bank Indonesia, katanya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008