Singapura (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice dan kelima menteri luar negeri lainnya, Rabu, melakukan pertemuan tak resmi pertama mereka di Singapura, guna membahas program senjata nuklir Korea Utara. Perundingan difokuskan pada pembentukan mekanisme dalam rangka memeriksa deklarasi nuklir Korea Utara yang disampaikan pada bulan lalu. Para pejabat, termasuk Rice yang akan bertemu dengan menteri luar negeri Korea Utara untuk pertama kalinya, diduga mengupayakan peluang bagi terobosan persoalan tersebut. Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi, mengatakan dirinya berharap pertemuan berlangsung sangat bagus untuk memajukan agenda, dan mendesakkan perkembangan lebih lanjut dalam perundingan enam negara. Rice, yang tiba di sini Selasa dari Abu Dhabi, mengatakan sebelumnya, bahwa Korea Utara akan menerima `pesan sangat kuat` dalam pertemuan tersebut. Dia juga mengadakan pertemuan-pertemuan bilateral dengan para mitranya dari China, Rusia, Korea Selatan dan Jepang sebelum bertemu dengan para pejabat Korea Utara, untuk perundingan enam negara Rabu malam. Korea Utara juga mengatakan bahwa pihaknya akan menyelesaikan penutupan fasilitas reaktor plutoniumnya pada Oktober. "Bola, saat ini berada di pihak Korea Utara," kata Kim Sook, utusan Korea Selatan, di Singapura, Selasa. Perundingan-perundingan terjadi di tengah-tengah perkembangan positif dalam upaya yang berlangsung lama untuk mengajak Korea Utara melakukan denuklirisasi. Presiden AS George W. Bush telah melonggarkan beberapa sanksi ekonomi AS, meskipun masih memasukkan negara itu ke dalam `poros kejahatan` bersama Iran dan Irak pada tahun 2002, karena menggunakan senjata-senjata pemusnah massal. Gedung Putih, Senin, mengatakan bahwa pihaknya belum mencabut Korea Utara dan Iran dari kelompok jahat tersebut, demikian laporan DPA. (*)
Copyright © ANTARA 2008