Padang (ANTARA News) - Pakar lingkungan dari Universitas Bung Hatta (UBH), Prof Dr Ir H Nasfryzal Carlo M.Sc menyebutkan, dari satu ton sampah menyebabkan terjadinya pelepasan gas metana yang ikut memicu pemanasan global.
Hal ini terjadi karena setiap proses dekomposisi limbah organik ditempat pembuangan sampah menyebabkan pelepasan gas metana, kata Prof Nasfryzal Carlo M.Sc di Padang, Selasa.
Dengan kondisi itu, menurut dia, pada tahun 2020 diperkirakan Indonesia akan mengemisi gas metana dari sampah sebanyak 9.500 ton per tahun.
Ia menjelaskan, metana merupakan komponen utama gas alam yang juga termasuk dalam gas rumah kaca.
Gas metana merupakan insulator yang efektif dan mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak dibandingkan karbondioksida, tambahnya.
Ia menyebutkan, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbondioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang dilepaskan ke udara relatif berlangsung sesaat.
Namun, metana akan menipiskan lapisan ozon sebagai pelindung bumi sehingga memicu pemanasan global, kata Carlo.
Ia menjelaskan, pemanasan global terjadi karena meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca, termasuk gas metana di atmosfer bumi dan dampaknya mulai terjadi di banyak kawasan di dunia termasuk Indonesia.
Selain dari dekomposisi limbah organik sampah, gas metana juga dihasilkan selama dilakukan produksi pertanian dan kegiatan transportasi.
Metana juga bisa keluar dari hewan-hewan tertentu seperti sapi sebagai produk sampingan dari pencernaannya, tambah Carlo.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008