Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2008 akan mencapai 6,0 persen dan membaik menjadi 6,2 persen pada 2009, sehingga Indonesia dianggap berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi di atas 6,0 persen.Dalam kajian semesterannya yang dimuat di Asia Economic Monitor, Selasa, ADB mengungkapkan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia memang sedikit terhambat oleh pertumbuhan ekspor yang tertekan oleh penurunan permintaan dari ekonomi global, tapi konsumsi domestik yang tetap terjaga dan arus investasi yang kuat akan mempertahankan laju pertumbuhan, di samping adanya dorongan dari beberapa pelonggaran di sisi kebijakan fiskal.ADB memperkirakan, tingkat inflasi di Indonesia pada 2008 akan berada pada kisaran 10,1 persen dan 7,8 persen pada 2009, yang artinya hanya lebih baik dari Vietnam yang mencatat laju inflasi 19,4 persen pada 2008 dan 10,2 pada 2009."Dorongan inflasi masih bersumber opada tingginya harga minyak dan komoditas dunia, namun sayangnya hingga kini belum terlihat tanda-tanda mereka akan melunak," ungkap laporan tersebut. ADB memperkirakan arus modal masuk masih akan membanjiri Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Timur pada 2008 akibat prospek ekonomi dan selisih suku bunga dengan AS. "Meski peningkatan tekanan inflasi bisa membuat pemerintah membiarkan penguatan mata uang dengan cepat, suplus neraca berjalan dan neraca modal akan menambah cadangan devisa negara-negara di kawasan," katanya. Secara global, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di China pada 2008 akan menjadi 9,9 persen atau melambat dua persen poin dari tahun lalu, demikian pula dengan Ekonomi Jepang diperkirakan akan tumbuh 1,5 persen pada 2008 atau melambat dari 2,9 persen pada 2007. Sedangkan ekonomi AS akan tumbuh 1,5 persen pada tahun ini, lebih cepat dari 0,6 persen pada 2007, dan ekonomi Eropa akan tumbuh 1,8 persen pada 2008 lebih cepat dari 1,4 persen pada 2007.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008