Tokyo (ANTARA News) - Kegagalan negara-negara Asia memerangi penyebaran virus TBC yang sangat mematikan dan tahan terhadap obat-abatan merupakan ancaman atas keamanan kesehatan masyarakat dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan Senin.
Setiap pasien yang tak dirawat dapat menularkan kepada lima sampai 10 orang per tahun dan epidemi lokal yang tidak terkendalikan dapat menyebar melewati batas-batas nasional negara, kata badan PBB itu.
"Hanya satu persen dari sekitar 150.000 orang dengan penderita TBC yang tahan terhadap bermacam-macam obat (MDR-TB) ... di Asia Timur dan Pasifik mendapat perawatan yang layak," kata pernyataan WHO, seperti dikutip AFP.
"Kita lebih mudah terserang dibandingkan sebelumnya terhadap ancaman MDR-TB", katanya.
"Semua negara harus bertindak untuk melindungi kesehatan global."
"MDR-TB meningkatkan risiko epidemi TBC yang akan menelan biaya mahal dan sangat rumit dikendalikan", sehubungan obat-obatan untuk menyembuhkannya "akan 100 kali lebih mahal daripada TBC biasa", kata badan PBB itu.
Meskipunn penyembuhan telah ditemukan lebih dari setengah abad silam, TBC masih menjadi penyakit infeksi pembunuh utama orang dewasa, setelah HIV/AIDS, kata WHO.
MDR-TB disebabkan oleh salah kelola dalam perawatan TB baku. Pengelolaan yang salah atas MDR-TB bisa menyebabkan TBC yang sangat tahan terhadap (XDR-TB), yakni bentuk dari TBC yang tahan atas semua obat yang paling efektif dan tidak dapat disembuhkan, katanya.
"MDR-TB merupakan masalah serius di China dan Filipina, menjadi penyakit yang mengkhawatirkan di Mongolia, Korea Selatan dan Vietnam", katanya. "MDR-TB, yang bukan TBC biasa, sangat kurang sekali mendapat perhatian di kawasan tersebut.
"Para politisi harus melakukan tindakan. Mereka perlu bertindak dan menyadari risiko yang akan ditimbulkan MDR-TB." (*)
Copyright © ANTARA 2008