Jakarta (ANTARA News) - Apa hubungan antara anak pengidap autis dan seni wayang?
"Stanza itu tadinya mengidap autis, sekarang sudah sembuh," kata Ketua Umum Panitia Pelaksana Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional, H. Roesman Hadikusumo, kepada wartawan di Theatre Wayang Kautaman Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Senin.
Stanza, yang bernama lengkap Yusstanza Razali adalah peserta festival dari Propinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Roesman mengatakan, keikutsertaan bocah berusia 13 tahun itu dalam festival membuktikan bahwa kegiatan mendalang dapat menyembuhkan autis.
"Ternyata dengan main wayang, dia (Stanza) bisa berkonsentrasi dan emosinya pun terkendali," katanya.
Stanza mengaku tertarik pada seni wayang setelah menonton penampilan Ki Manteb di televisi.
"Dalangnya Ki Manteb, ceritanya aku lupa," kata bocah kelahiran Jakarta, 19 Juni 1996, itu.
Putra pasangan Yusrizal Razali dan Yulia Kratiningsih itu mengaku belajar mendalang di Istana Anak TMII sejak duduk di kelas 4 sekolah dasar.
Sampai saat ini, ia telah tampil di berbagai acara, termasuk saat diundang sebagai tamu di program "Kick Andy Metro TV" pada 2006.
Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional digelar Persatuan Pedalangan Indonesia selama tiga hari, sejak Senin, diikuti 20 peserta berusia 8-14 tahun dari enam propinsi; DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
Stanza dijadwalkan tampil pada hari kedua dengan cerita Wahyu Purba Sejati semasa Prabu Kresna berkuasa.
Menurut Yusrizal, putranya itu kemungkinan bisa terbebas dari autis karena senang sekali bermain wayang.
"Konsentrasi tidak buyar bila sedang bermain," katanya.
Sementara itu, pengajar wayang di Istana Anak TMII, Agus Darmanto, mengatakan, Stanza adalah pengidap autis yang memiliki daya ingat sangat kuat.
"Hanya satu kali diajari dia langsung bisa, termasuk saat diajari berbicara dalam bahasa Jawa," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008