Baghdad (ANTARA) - Sedikitnya delapan orang tewas dalam aksi protes lanjutan antara pasukan keamanan Irak dan massa antipemerintah pada Minggu (6/10), memasuki hari ke-6 kerusuhan yang menewaskan lebih dari 100 orang dan sedikitnya 6.000 lainnya terluka.

Sebanyak delapan orang tewas di Baghdad timur, menurut sumber kepolisian, setelah aparat yang diperkuat pasukan bersenjata menggunakan tembakan langsung. Massa turun ke jalan tak lama setelah pemerintah mengumumkan reformasi, yang berupaya meredam kemarahan terhadap pengangguran dan kasus korupsi.

Baca juga: Penguasa Irak cabut larangan keluar rumah di Baghdad

Pasukan keamanan Irak beristirahat di lapangan Tahrir di Baghdad, Irak, Sabtu (5/20/2019), setelah pencabutan jam malam. Sebelumnya, rangkaian aksi protes terhadap pemerintah berlangsung selama empat hari di seantero negeri dan diwarnai kekerasan. (ANTARA/REUTERS/KHALID AL-MOUSILY/tm)

Kerusuhan tersebut menjadi tantangan politik dan keamanan terbesar bagi pemerintahan Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi sejak ia dilantik tahun lalu. Aksi protes memunculkan kembali kekhawatiran serentetan kekerasan baru yang dapat menjadi magnet bagi kelompok-kelompok gerilyawan dan yang dieksploitasi oleh ISIS.

Sebelum bentrokan terbaru di distrik Sadr City di ibu kota, juru bicara Kementerian Dalam Negeri menyebutkan 104 orang tewas, termasuk delapan anggota pasukan keamanan, akibat kerusuhan yang meletus sejak Selasa (1/10).

Ia melaporkan 6.107 orang lainnya terluka, lebih dari 1.000 di antaranya polisi dan pasukan keamanan. Puluhan bangunan juga ikut dibakar, katanya, menambahkan. Namun, ia membantah pasukan keamanan menembaki langsung para pengunjuk rasa.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jumlah korban tewas akibat protes di Irak jadi 12
​​​​​​​
Baca juga: Jumlah korban tewas akibat protes di Irak jadi 12

Ratusan pencari suaka di Pekanbaru lakukan aksi damai

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019