Surabaya (ANTARA News) - Forum Tokoh Lintas Agama Jawa Timur menyesalkan penggunaan isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dalam pelaksanaan pemilihan gubernur Jawa Timur yang ditujukan untuk menjatuhkan pesaing.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang KH Hasyim Muzadi selaku juru bicara Forum tersebut di Surabaya, Senin, menyatakan, penggunaan isu SARA dikhawatirkan bisa memicu persoalan yang lebih besar dibanding pemilihan gubernur itu sendiri.
Ia mengingatkan para kandidat untuk menjunjung tinggi komitmen mewujudkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Jawa Timur yang damai.
Dikatakannya, saat ini di Jatim tengah merebak isu SARA dalam wujud selebaran pamflet bergambar kandidat nomor urut 1 yakni Khofifah-Mudjiono (KA-JI) yang di atasnya terdapat gambar salib Yesus Kristus.
Setelah dilakukan klarifikasi terhadap tim KA-JI dan Partai Damai Sejahtera (PDS) sebagai salah satu dari 12 partai pengusung, ternyata pamflet tersebut tidak dibuat oleh pasangan KA-JI maupun PDS.
"Berdasarkan hasil klarifikasi di atas, kami menyimpulkan bahwa penyebar luasan gambar atau pamflet tersebut merupakan bentuk kampanye hitam (black campaign)," kata Hasyim.
Forum Tokoh Lintas Agama Jatim menilai kampanye hitam yang menggunakan isu SARA tersebut telah menodai kesucian agama dan merusak hubungan antar umat beragama, serta berpotensi menimbulkan konflik SARA.
Oleh karena itu, mereka mendesak Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD ) Jatim untuk melakukan pencegahan serta penindakan sesuai aturan yang berlaku.
Mereka juga mendesak pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan dan tindakan terhadap orang atau kelompok yang membuat dan menyebarluaskan pamflet berbau SARA tersebut.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpengaruh oleh `black campaign` tersebut serta membantu pihak kepolisian dan para tokoh agama dalam rangka menciptakan kerukunan hidup beragama," kata Hasyim yang juga ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Selain Hasyim, pernyataan sikap Forum Tokoh Lintas Agama Jatim tersebut juga ditandatangani Pdt Bambang Ruseno, Pdt Rolan Oktavianus, Pdt Edi Patinasarani, dan Pdt Daniel Pingardi.
(*)