Jakarta (ANTARA News) - "Technical rebound" (naik kembali secara teknikal) angkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, ditutup naik 2,52 persen.
IHSG ditutup menguat 53,932 poin menjadi 2.195,067 dan indeks LQ45 terangkat 12,633 poin atau 2,87 persen ke posisi 454,141.
"Beberapa saham sudah terlalu murah, sehingga pelaku pasar memburunya dan ini faktor pengangkat indeks," kata Analis Riset dari PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Menurut Krisna, pendorong indeks lebih menyebar, karena saham-saham yang naik berasal dari hampir semua sektor.
"Tidak ada yang menonjol, karena hampir semua sektor menyumbang kenaikan," jelasnya.
Selain itu, kembali tertahannya penurunan harga minyak akibat konflik dengan negara Iran, juga menjadi sentimen positif pasar saham Indonesia yang lebih banyak ditopang oleh saham-saham berbasis komoditas.
Kenaikan indeks juga akibat positifnya bursa regional, seperti bursa Hong Kong dengan indeks Hang Seng ditutup naik 658,71 poin atau 3,01 persen ke posisi 22.532,90 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times terangkat 71,48 poin atau 2,51 persen ke level 2.919,21.
Kondisi di atas telah membuat perdagangan saham di BEI didominasi saham yang naik sebanyak 139 jenis dibanding yang turun 56 dan 75 stagnan.
Kenaikan indeks di dipimpin oleh menguatnya beberapa saham unggulan, seperti saham Telkom yang naik Rp350 menjadi Rp7.100, Bumi Resources menambah Rp400 ke Rp6.300, Bank BRI menguat Rp250 menjadi Rp5.950, Gas Negara terangkat Rp500 ke posisi Rp12.000, Tambang Batubara Bukit Asam melambung Rp700 ke harga Rp13.000, Bank Mandiri terdongkrak Rp75 ke Rp2.775, Bakrie Plantations naik Rp80 menjadi Rp1.340 dan Astra Agro Lestari melangkah Rp800 ke Rp22.100.
Volume perdagangan mencapai 1,800 saham dengan nilai Rp3,097 triliun dari 50.737 kali transaksi.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008