Yogyakarta (ANTARA News) - Sekitar dua ribu lebih guru di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terhambat karirnya karena enggan membuat karya ilmiah yang menjadi salah satu syarat dalam pengembangan karir atau peningkatan pangkat dan golongan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sleman, Iswoyo Hadiwarna, Senin, mengatakan guru sekolah di Kabupaten Sleman saat ini berjumlah 7.987 orang, dan sebanyak 2.067 orang di antaranya merupakan guru pembina golongan IV/A yang belum berkembang karirnya.
"Para guru tersebut karirnya terhambat dan belum berkembang karena tidak menghasilkan karya ilmiah yang merupakan salah satu syarat wajib untuk kenaikan pangkat dan golongan yang lebih tinggi," katanya.
Menurut dia, dari jumlah tersebut saat ini baru ada 11 guru yang menduduki golongan IV/B dan satu guru menduduki golongan IV/C. Ini berarti masih dua ribu lebih guru yang karirnya terhambat karena sulit naik golongan.
"Kalau ingin naik golongan atau pangkat, mereka harus bisa membuat karya ilmiah, apalagi kalau kenaikan itu memang sudah waktunya," kata dia.
Terkait dengan persoalan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menyelenggarakan pendidikan dan latihan (diklat) pembuatan karya ilmiah untuk para guru di seluruh sekolah di Kabupaten Sleman.
"Penyelenggaraan diklat penulisan karya ilmiah ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Sleman untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya aparatur khususnya para guru," katanya.
Ia menambahkan, para guru pada dasarnya tidak hanya mengemban tugas sebagai pendidik, tetapi juga harus mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam bidang pendidikan.
"Dengan tugas tersebut para guru harus selalu meningkatkan kualitas diri untuk memberikan pengabdian terbaik," katanya.
Diklat penulisan karya ilmiah ini akan berlangsung 22-26 Juli yang diikuti 40 peserta yang terdiri atas 29 guru dan 11 kepala sekolah.
"Melalui diklat ini pula diharapkan wawasan guru semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan derajat intelektualnya," kata Iswoyo.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008