Marquez meraih gelar juara dunia MotoGP keenam kalinya setelah memenangi duel lap terakhir dengan pebalap rookie Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) untuk finis pertama di Buriram.
Marquez, yang sempat mengalami kecelakaan parah di sesi latihan, hanya perlu meraih keunggulan dua poin dari Andrea Dovizioso (Ducati), namun tampil perkasa dengan mengemas poin penuh untuk membawanya unggul 110 poin dari Dovizioso, yang harus puas finis P4 di Thailand, dengan empat balapan tersisa musim ini.
Baca juga: Marquez juara dunia setelah menangi duel dengan Quartararo di Thailand
"Paling tidak ini adalah musim terbaikku di MotoGP," kata juara dunia delapan kali itu seperti dilansir laman resmi MotoGP.
Pebalap asal Spanyol itu memenangi sembilan balapan tahun ini dengan hasil terburuk finis di peringkat dua. Marquez hanya sekali gagal finis ketika di GP Amerika Serikat.
Marquez bahkan mengatakan jika tahun ini lebih baik dari musim 2014 ketika ia meraih gelar juara dunia MotoGP untuk kali kedua dengan mengoleksi 13 juara seri hingga akhir musim.
"Tapi jujur waktu itu ada perbedaan yang cukup besar antara tingkat pabrikan dan motor. Sekarang kita berada di kategori yang sangat kompetitif. Dengan empat pabrikan yang berbeda, kalian bisa bertarung untuk juara di balapan."
???? @marcmarquez93 sinks the #8ball
A celebration befitting the 8-time World Champion! ????#ThaiGP ???????? pic.twitter.com/iEcixDMLC7
— MotoGP™ ???????? (@MotoGP) October 6, 2019
Baca juga: Hasil GP Thailand, Marquez ulangi duel sengit dengan Quartararo
Salah satu kunci bagi Marquez dan timnya musim ini adalah konsistensi.
"Kami sangat konsisten, khususnya kami sangat fokus di titik kelemahan kami dan kami tutupi titik itu sehingga kami menyintas dengan cara yang baik di balapan-balapan yang sulit," kata Marquez.
Namun konsistensi saja tidak cukup karena tekanan datang dari segala sisi.
Orang-orang bisa mengatakan ini kemenangan yang mudah, "tapi percaya lah, mengendalikan tekanan, menghadapi setiap orang yang menginginkanmu jatuh, dan orang-orang yang ingin mengalahkanmu itu tidak lah mudah."
"Tapi terlepas dari itu aku ingin berterima kasih kepada timku karena bagi pebalap mudah untuk menjaga ambisinya. Tapi bagi tim yang terdiri banyak orang di dalamnya tidak lah mudah menjaga mentalitas yang sama. Dari semua mekanik dan menjaga konsentrasi yang sama sehingga mereka mampu melakukannya. Ini adalah salah satu hal yang terpenting," kata Marquez.
Baca juga: Kesampingkan rivalitas, Rossi puji performa Marquez musim ini
Marquez pun menjadi pebalap termuda yang meraih enam gelar juara dunia MotoGP di usia 26 tahun dan 231 hari, mengalahkan Giacomo Agostini yang meraih capaian itu dalam usia 29 tahun dan 25 hari ketika ia meraih gelar keenamnya di kelas premier di GP Jerman Timur tahun 1971.
Marquez juga menjadi pebalap termuda sepanjang masa yang mengantongi delapan gelar juara dunia, mengambil mahkota Mike Hailwood, yang meraih rekor tersebut pada usia 27 tahun dan 112 hari.
Baca juga: Masih berambisi raih gelar juara, Rossi ganti kepala kru tahun depan
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019