Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian memberikan pelatihan bidang animasi kepada 72 peserta di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, yang merupakan bagian dari implementasi program tahun ini untuk beasiswa pendidikan dan pelatihan 3 in 1 dalam upaya mendukung pengembangan industri kreatif nasional.
“Pelatihan yang kami berikan itu secara terintegrasi dengan konsep 3 in 1. Artinya, mencakup pelatihan berbasis kompetensi, sertifikasi profesi, dan penempatan kerja,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.
Sebanyak 72 peserta yang mengikuti pelatihan tersebut, dibagi dalam tiga kelas, yakni Diklat Latar Animasi Dua Dimesi angkatan ke-8 yang menjalin kerja sama dengan Jitu Kreasi Utama, kemudian Diklat Pencitraan Cahaya dan Gambar Digital angkatan ke-7 bekerjasama dengan BASE Studio, dan Diklat Pembuatan Gambar Penceritaan Animasi angkatan ke-9 dengan menggandeng Timeline Studio.
Baca juga: Industri animasi juga pas untuk anak muda
Menurut Eko, kegiatan strategis ini merupakan wujud nyata dukungan Kemenperin terhadap penyiapan sumber daya manusia (SDM) industri animasi yang kompeten. “Apalagi, industri animasi merupakan bagian dari implementasi industri 4.0 yang sedang didorong oleh pemerintah,” ujarnya.
Para peserta Diklat 3 in 1 animasi yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia itu tidak dipungut biaya, bahkan difasilitasi penuh mulai dari transportasi, konsumsi, hingga akomodasi selama mengikuti program.
“Para peserta dididik dan dilatih secara singkat oleh instruktur dari praktisi industri, serta akan diuji kompetensinya di akhir pelatihan oleh para asesor LSP BDI Denpasar,” tutur Eko.
Baca juga: Kemenperin ciptakan SDM industri animasi berorientasi bisnis
Selanjutnya, di akhir program pelatihan, para peserta juga akan ditempatkan langsung pada perusahaan-perusahaan animasi nasional. “Untuk tahun 2019 ini, BDI Denpasar menargetkan mampu menghasilkan lulusan pendidikan dan pelatihan hingga 2.000 orang lulusan.” imbuhnya.
Berbagai program pelatihan yang telah dilaksanakan dari awal Januari 2019 ini meliputi bidang animasi, programing, dan desain grafis. Program ini bakal berlanjut hingga akhir 2019.
“Jadi, tidak hanya program Diklat 3 in 1 tentang pembinaan SDM industri kreatif yang dilaksankan, juga mencakup program kewirausahaaan melalui Inkubator Bisnis Tohpati dan bengkel kerajinan BIKIN Makerspace,” sebut Eko.
Menurut Kepala BDI Denpasar Paryono, upaya itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian serta penunjukan BDI Denpasar sebagai Bali Creative Industry Center (BCIC) yang memiliki lima fungsi, yakni menjadi pusat inovasi dan kekayaan intelektual, pusat pendidikan dan pelatihan, pusat promosi dan pemasaran, pusat pengembangan industri software dan konten?, serta pusat inkubasi bisnis.
“Kami terus berupaya menciptakan SDM sektor industri animasi yang berorientasi bisnis melalui kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Produksi Animasi atau Teaching Factory (TEFA),” jelasnya.
Kegiatan ini juga merupakan pelatihan yang memadukan pembelajaran yang sudah ada, yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT), yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja yang sesungguhnya.
Oleh karena itu, Paryono meminta dukungan kepala seluruh stakeholder, antara lain pihak industri, akademisi, dan pemerintah untuk saling bersinergi menciptakan SDM industri animasi yang kompeten dan berdaya bersaing global, sehingga dapat terserap dengan baik serta memenuhi kebutuhan industri animasi di Indonesia bahkan mancanegara.
“Pada akhir program, para peserta diharapkan siap membuat produk-produk animasi di perusahaan animasi, seperti Mytologic Studio,” ungkapnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019