Pangkalpinang (ANTARA News) - Sebagian nelayan Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengeluhkan masih sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak Khusus solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Nelayan (SPBN) di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Kelurahan Ketapang, Pangkalpinang."Sebagian besar nelayan di Kelurahan Ketapang, Pangkalpinang masih antri dan dijatahkan untuk mendapatkan 20 liter BBM solar untuk operasioanal melaut sehingga menghambat nelayan untuk melakukan rutinitas menangkap ikan guna mencari rezki dan menghidupi keluarganya," ujar salah seorang nelayan di Kelurahan Ketapang Kota Pangkalpinang, Jumari (35), Minggu di Pangkalpinang.Masyarakat Kelurahan Ketapang Kota Pangkalpinang hampir 80 persen hidup dari hasil malut dan jika untuk mendapatkan BBM solar saja mereka sulit bagaimana nasib keluarga dan anak-anak mereka.Ia juga menjelaskan, selain dijatah antrian berjam-jam sudah menjadi rutinitas para nelayan untuk mendapatkan BBM Solar.Menurutnya, sulitnya mendapatkan BBM solar di SPBN Ketapang itu dikarenakan adanya premansime dari beberapa kelompok masyarakat yang menguasai pendistribusian BBM solar sehingga terkesan stok SPBU Ketapang Pangkalpinang tidak pernah cukup.Hal senada juga dilontarkan nelayan Kelurahan ketapang lainnya Haris (37) di Pangkalpinang, nelayan semakin diberatkan dengan masalah sulitnya mendapatkan BBM solar untuk melaut, selain harus menghadapi masalah kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi. "Untuk menghidupi keluarga kami harus melaut sementara BBM solar yang digunakan untuk operasional melaut sulit didapat, bagaimana para nelayan harus memenuhi kebutuhan hidup keluarganya," ujar ayah yang mengaku memiliki anak tiga itu. Ia juga mengatakan setiap nelayan hanya diizinkan pihak SPBN mengisi BBM Solar tiga hari sekali dengan sitem kupon dengan jumlah hanya 20 liter sementara untuk sekali melaut nelayan membutuhkan BBM solar lebih, sehingga banyak nelayan tidak berani melaut jauh-jauh dari daratan dalam menangkap ikan. Ia mengharapkan pemerintah Kota Pangkalpinang dan pihak pertamina untuk lebih ketat mengawasi pendistribusian BBM di SPBN Ketapang Kota Pangkalpinang sehingga lebih tepat sasaran keapda nelayan yang benar-benar membutuhkan sehingga dapat meringankan beban masyarakat. Menurutnya Pemerintah kota Pangkalpinang dan pihak Pertamina hingga saat ini belum melakukan upaya yang serius untuk mengatasi maslah itu sehingga para nelayan masih sulit mendpaatkan BBM solar.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008