Brisbane (ANTARA News) - Paus Benediktus XVI, Minggu, merayakan misa terakhir bersama ratusan ribu pemuda-pemudi dan peziarah peserta Hari Pemuda Sedunia (WYD) di areal kompleks pacuan kuda "Randwick" Sydney dengan berpesan agar mereka menjadi "kurir perdamaian" ke seluruh dunia.
Momen bersejarah puncak kegiatan WDY yang telah berlangsung enam hari itu disiarkan langsung Stasiun Televisi "Special Broadcasting Service" (SBS).
Dalam acara religi yang diisi dengan rangkaian doa dan lantunan lagu-lagu gerejawi itu, Paus juga berpesan tentang kekeringan spiritualitas yang kini merasuki kehidupan modern umat manusia.
Di antara ratusan ribu pemuda Katolik yang rela bermalam di kawasan kompleks pacuan kota "Randwick" untuk menanti misa terakhir Paus itu ada lebih dari seribu orang jamaat Indonesia yang datang dari Tanah Air.
Pemimpin tertinggi gereja Katolik berusia 81 itu juga mengumumkan Madrid, Spanyol, sebagai kota berikut yang akan menjadi tuan rumah WDY tahun 2011.
Sebelum Paus memimpin doa, Uskup Agung Sydney Kardinal George Pell memberi pidato sambutan. Kardinal kelahiran Ballarat 8 Juni 1941 itu antara lain mengatakan gereja Katolik di Australia tetap hidup dan muda.
Perayaan misa terakhir ini berlangsung sehari setelah Paus Benediktus XVI memenuhi janjinya untuk meminta maaf atas skandal pedofilia dan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan gereja Katolik Australia.
Permintaan maaf yang mendalam dan ungkapan rasa "malu" atas pelecehan seksual yang dilakukan sejumlah pastor terhadap anak-anak di Australia itu disampaikan Paus dalam sebuah acara keagamaan di Katedral St Mary Sydney, Sabtu pagi.
Stasiun televisi dan jaringan pemberitaan "ABC" melaporkan, pemimpin tertinggi gereja Katolik sedunia itu mengakui adanya rasa malu yang dirasakan kalangan gereja akibat kasus-kasus pelecehan seksual ini.
"Sungguh, saya meminta maaf yang mendalam atas sakit dan derita para korban, dan saya mau meyakinkan mereka bahwa selaku pastor mereka, saya ikut merasakan penderitaan mereka," katanya.
Paus Benediktus XVI menyebut tindakan pastor yang terlibat dalam kasus pedofilia itu sebagai "setan". "Para korban harus menerima kasih dan perawatan, dan mereka yang bertanggungjawab atas kejahatan setan ini harus diadili," katanya.
Saat berkunjung ke Amerika Serikat April lalu, Paus berkebangsaan Jerman dan lahir pada 16 April 1927 dengan nama Joseph Alois Ratzinger itu juga menyampaikan permintaan maaf atas kasus yang sama.
Dalam masalah ini, Paus mengingatkan pentingnya gereja Katolik melakukan rekonsiliasi, mencegah, menolong dan melihat kesalahan.
"Harus jelas bahwa seorang pendeta yang sesungguhnya tidak sejalan dengan (kekerasan seksual) ini karena pendeta melayani Tuhan kita," katanya.
Kegiatan WYD 2008 yang dibuka secara resmi oleh Uskup Agung Sydney Kardinal George Pell Selasa lalu itu berlangsung damai dan meriah namun juga diwarnai aksi demonstrasi kelompok penentang kebijakan gereja Katolik tentang homoseksualitas, aborsi dan penggunaan kontrasepsi.
Di tengah kehadiran Paus Benediktus di Sydney itu, media setempat juga sempat mempublikasi hasil survei online jaringan sosial "MySpace" yang mengungkapkan bahwa mayoritas remaja dan pemuda Australia merasa gereja Katolik di negaranya "tidak bersentuhan" dengan mereka.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008