Sukabumi (ANTARA News) - Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi menyebabkan sebagian petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah, karena tanaman padinya mengalami gagal panen (puso).Kondisi itu, terjadi di Kampung Bojong Kidul Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Akibat musim kemarau yang terjadi sejak tiga bulan yang lalu menyebabkan sekitar 40 hektare lahan padi mengalami retak-retak, bahkan tanaman padinya mengalami gagal panen."Musim kemarau yang terjadi sejak tiga bulan lalu menyebabkan dua hektare tanaman padi saya tidak bisa dipanen karena mengalami kekeringan," kata Iyeng (45), salah seorang petani di kampung Bojong Kidul, Sukabumi, Minggu.Akibatnya, tanaman padinya yang tidak bisa dipanen terpaksa dibabat untuk makanan kambing miliknya."Akibat gagal panen ini, saya mengalami kerugian mencapai Rp5 juta," katanya seraya meminta kepada Pemkab Sukabumi untuk memberikan bantuan berupa bibit dan pompa air, sehingga para petani bisa kembali bertanam. Hal senada juga dikatakan, Illa (40), petani lainnya. Menurut dia, hampir seluruh petani di Kampung Bojong Kidul pasrah di saat musim kemarau ini karena tanaman padinya mengalami gagal panen, sehingga petani mengalami kerugian yang sangat besar. "Areal pertanian milik saya sekitar lima hektare mengalami gagal panen, sehingga kerugian yang dialami sekitar puluhan juta rupiah," katanya. Ia mengatakan, usaha para petani untuk menyedot air dengan menggunakan mesin diesel terkendala mahalnya bahan bakar minyak (BBM), seperti solar. "Petani tidak sanggup membeli solar yang cukup mahal harganya," katanya. Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi hingga pertengahan Juli lalu jumlah areal pertanian yang mengalami kekeringan mencapai 14.914 hektare. Rinciannya, sebanyak 1.506 hektare kekeringan ringan, 1.547 kekeringan sedang, 3.065 hektare kekeringan berat dan sekitar 8.796 hektare puso. DPTP Kabupaten Sukabumi telah mengupayakan bantuan bagi para petani yang terkena kekeringan dengan cara pemberian bantuan bibit padi dan pompanisasi di daerah yang masih terdapat air.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008