Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi menyerukan warga NU agark tidak golput (golongan putih atau tidak memilih) dan mewaspadai ajakan golput untuk tujuan politis ,dengan target menjatuhkan lawan politik dalam Pilgub Jatim pada 23 Juli mendatang. "Golput itu mubadzir (sia-sia), karena itu PBNU menyerukan kepada warga NU dan masyarakat Jatim umumnya untuk tidak golput. Gunakan hak pilih dengan bertanggungjawab untuk agama dan negara," katanya di Surabaya, Minggu. Selain itu, kata mantan Ketua PWNU Jatim itu, pihak-pihak yang mengajak golput juga patut diwaspadai, karena hal itu terjadi di Jateng dan Jabar untuk meningkatkan jumlah golput dengan sejumlah uang, tapi hakekatnya menjatuhkan lawan politik. "Jadi, waspadai ajakan golput, karena hal itu kadang dilakukan di kantong-kantong massa dari lawan politik, apalagi golput itu cenderung negatif terhadap proses demokrasi selanjutnya. Kepada penyelenggara Pilgub Jatim, mantan Cawapres dalam Pilpres 2004 itu meminta untuk melakukan perhitungan secara jujur dan transparan serta melibatkan saksi di TPS (tempat pemungutan suara) sesuai dengan fungsi-nya. "Masalahnya, embrio konflik itu sebagaian besar bersumber dari perhitungan suara, tapi ada juga konflik yang bersumber pada intervensi birokrasi dan akhirnya menimbulkan kecemburuan yang mendorong persepsi berbeda terhadap proses demokrasi," katanya. Dalam kesempatan itu, Hasyim Muzadi juga mengimbau elite politik untuk tidak membelokkan demokrasi dengan memberi sembako kepada masyarakat yang miskin dan belum berpendidikan. "Jatim harus menjadi barometer Indonesia setelah Jakarta, karena hal-hal yang terjadi di Jatim seringkali berpengaruh dalam skala nasional. Untuk itu, jangan sampai terjadi golput teknis yang dilakukan penyelenggara maupun golput politis yang dilakukan elite politik sehingga merugikan masyarakat dan mengorbankan demokrasi," katanya. Selama minggu tenang, katanya, warga NU diimbau untuk melakukan Lailatul Ijtimak dari provinsi hingga ke tingkat ranting (desa/kelurahan) atau anak ranting (RT/RW) agar Pilgub Jatim berjalan lancar dan marabahaya yang mengancam dapat ditolak. Menanggapi pandangan agar Ketua Umum PBNU tidak mengurus Pilgub Jatim, Hasyim menyatakan dirinya tidak mengurus Pilgub Jatim, tapi mengurus warga NU yang akan mengikuti Pilgub Jatim agar tidak dibodohi orang lain. "Sebagai Ketua Umum PBNU, tentu wajar saja kalau saya mengurus orang NU. Kalau orang lain yang bukan NU saja boleh mengurus orang NU, masak saya yang Ketua Umum PBNU kok tidak boleh," katanya, sembari tertawa. Di tempat terpisah, PWNU Jatim bekerjasama dengan KPU Jatim menggelar Istighotsah Kubro ke-7 (doa memohon keselamatan secara massal) di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya untuk mendoakan keamanan Jatim selama masa tenang (20-22/7) hingga pelaksanaaan Pilgub Jatim (23/7). Istighotsah Kubro itu dihadiri KH Abdullah Faqih (Langitan, Tuban/mustasyar PBNU), KH Muchit Muzadi (mustasyar PBNU), KH Masduqi Mahfudz (mustasyar PWNU Jatim), KH Miftachul Akhyar (Rais Syuriah PWNU Jatim), KH Agoes Ali Masyhuri (Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim), KH Mutawakkil Alallah (Ketua PWNU Jatim), dan KH Rofiq Syiroj (Semaan Al-Ittihad, Sidoarjo). Tampak hadir pula, Menkominfo Prof Ir Mohammad Nuh DEA (A`wan PWNU Jatim), Wawali Surabaya H Arief Affandi (A`wan PWNU Jatim, dan para Cagub-Cawagub, diantaranya Khofifah (cagub nomer urut 1), Ridwan Hisjam (Cawagub nomer 2), Ali Maschan Moesa (Cawagub nomer 3), Suhartono (Cawagub nomer 4), dan Soekarwo (Cagub nomer urut 5). (*)

Copyright © ANTARA 2008