Denpasar, Bali (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta para anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) tidak mengulangi perilaku para pengusaha tua di masa lalu, yang hanya menjual izin usaha dan izin penguasaan hutan atau pengelolaan lahan kepada pengusaha asing. "Sebagai pengusaha muda, jangan mengulangi perilaku pengusaha-pengusaha tua. Apa perilaku pengusaha tua?. Dulu di saat booming kayu semua berbondong-bondong ajukan izin pengusahaan hutan. Namun kemudian izin itu mereka jual ke pengusaha asing," kata Wapres Jusuf Kalla saat menutup Munas ke-13 Hipmi di Denpasar Bali, Minggu. Munas ke-13 Hipmi kali ini agenda utamanya pemilihan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) untuk menggantikan ketum sebelumnya Sandiaga S Uno. Dalam pemilihan kali ini terdapat empat kandidat, yakni Presiden Direktur PT Bosowa Grup Erwin Aksa, Chief Executive Officer (CEO) PT Atra Widiya Agung Novita Dewi, Komisaris Utama PT Djolondoro Agro Industri Bagus Haryosuseno dan Komisaris Utama PT Intermedia Multivivitama Muhammad Ridwan Mustofa. Wapres juga mengingatkan agar para pengusaha Hipmi tidak hanya bisa menjual Kuasa Pertambangan (Kape) batubara ke pengusaha asing. "Habis nanti negeri ini dikuasai orang asing. Karena itu yang dibutuhkan pengusaha yang punya nilai tambah bagi bangsa ini. Pengusaha yang mau bekerja keras untuk bangsa ini," kata Wapres. Dalam kesempatan itu Wapres mengingatkan para pengusaha Hipmi agar tidak tergesa-gesa untuk menjadi politisi. Wapres mengatakan saat ini banyak para pengusaha muda yang ingin masuk ke dunia politik. Menurut Wapres, meskipun hal tersebut dimungkinkan dan dibolehkan, namun para pengusaha Hipmi diminta untuk bersabar. "Salah satu minat pengusaha adalah menjadi politisi, tapi kalau mau mengikuti saya, tunggu setelah berusaha 30 tahun. Tapi yang menjadi masalah, kita akan kurang pengusaha yang baik, jika semua menjadi politisi," kata Wapres. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008