Jakarta, (ANTARA News) - Para seniman keramik di Jepang memiliki persepsi yang berbeda terhadap "bejana". Mereka membuat beragam karya dengan desain unik dan lebih individualis yang disebut-sebut sebagi kelahiran generasi baru seni tembikar Jepang.
Karya-karya tersebut dapat disimak publik lewat sebuah pameran yang berlangsung di The Japan Foundation, Jakarta, mulai 19 Juli hingga 4 Agustus mendatang.
Pameran ini terfokus pada "bejana" dengan tujuan untuk melihat bagaimana para seniman keramik memandang fungsi bejana, sebagai bagian dari upaya untuk memahami situasi tembikar Jepang saat ini dan di masa depan.
Bejana yang umumnya sebagai wadah air atau benda cair lainnya, di tangan seniman keramik Jepang tidak lagi berbentuk setengah bundar atau kotak persegi. Sebanyak 35 seniman keramik Jepang memberi sentuhan berbeda terhadap bentuk dan desainnya.
Kawaguchi Jun misalnya, menciptakan satu set peralatan minum dengan bentuk poci teh, cangkir, dan wadah gula yang tidak serupa.
Ia membuat lukisan di setiap bidang keramik dan memberi kesan mewah dengan pinggiran bejana berlapis emas. Kawaguchi memberinya judul "Tea Set with Gold and Overglaze Enamel Decor".
Sementara bagi Profesor Universitas Kyoto Seika, Okumura Hiromi, bejana dalam pandangannya tidak harus berbentuk seperti umumnya wadah air dengan pegangan tangan setengah lingkaran di sisi kiri atau kanannya.
Bejana karya Okumura berupa cekungan atau ceruk yang menggantung di udara dengan tiga kaki penopang yang diberi nama "White-glazed Vessel". Bejana itu berwarna putih, dan secara sekilas karya seniman kelahira 1953 ini terlihat seperti bentuk kepiting berjalan, namun hanya dengan tiga kaki saja.
Salah satu pengunjung pameran, Rifki (24) mengungkapkan para seniman keramik Jepang berinovasi lewat bejana dengan berusaha keluar dari tradisi bentuk dan corak tembikar tradisional Jepang.
"Bejana yang sebenarnya juga merupakan bagian dari perlatan makan minum menjadi seni rupa kontemporer yang indah dan unik tanpa menghilangkan fungsi sesungguhnya," ujarnya.
Sebanyak 35 seniman keramik asal Jepang ini memiliki gaya yang berbeda dalam menciptakan bejana. Mereka aktif berkarya di tujuh lokasi tradisional tungku pembakaran di Jepang.
Masing-masing juga berbeda dalam orientasi, yakni sebagai seniman mengemban tradisi lama pembuatan tembikar yang terus mengejar standar yang lebih kaya dalam kerajinan mereka.
Sementara sebagian yang lain mencoba untuk menjelajahi bentuk-bentuk baru dan lebih individualis.
Pameran ini diprakarsai oleh The Japan Foundation bekerjasama dengan Museum Kesenian Prefektur Yamanashi.
The Japan Foundation di Jakarta telah terlibat dalam beragam aktivitas pertukaran kebudayaan internasional. Yayasan ini juga aktif menggelar pameran lukisan, keramik, kerajinan tangan, seni cetak, dan fotografi ke seluruh dunia.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008