Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat frekuensi penerbangan selama Agustus 2019 dari dan menuju provinsi setempat sekitar 1.874 kali, mengalami penurunan sebesar 3,10 persen dibandingkan Juli 2019 yang mencapai 1.934 kali.
Pengurangan jadwal penerbangan terjadi hampir di seluruh bandara, kecuali H Asan Sampit yang justru bertambah 20 penerbangan, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri di Palangka Raya, Sabtu.
"Bandar Tjilik Riwut yang terbesar dan berada di Ibu Kota Kalteng, tapi frekuensi penerbangannya terbesar penurunannya, sekitar 52 penerbangan," beber dia.
Secara umum, penurunan frekuensi penerbangan diikuti oleh berkurangnya jumlah aktivitas penumpang dan volume arus barang. Di mana penurunan jumlah penumpang yang berkisar 0,81 persen, dipengaruhi penumpang datang sekitar 9,06 persen, sekalipun ada kenaikan penumpang berangkat sekitar 9,32 persen.
Sementara untuk volume arus barang yang mengalami penurunan sebesar 23,88 persen, dipengaruhi berkurangnya muat barang sekitar 30,52 persen dan bongkar barang 19,28 persen.
Dibanding periode yang sama tahun lalu, frekuensi penerbangan pesawat selama Januari-Agustus 2019, terjadi penurunan cukup tinggi sekitar 14,57 persen, diikuti berkurangnya jumlah penumpang sekitar 22,99 persen dan volume arus barang 32,45 persen.
"Layanan arus lalu lintas penumpang dan barang, relatif rendah sejak awal tahun 2019. Itu ditandai menurunnya frekuensi penerbangan yang terjadi secara konsisten sejak semester II tahun 2018," kata Yomin.
Rata-rata jumlah penumpang sekitar 135.293 orang per bulan selama periode Januari-Agustus 2019, atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018 sekitar 175.694 orang per bulan.
Penurunan aktivitas penumpang ini, diperkirakan akibat berkurangnya frekuensi penerbangan dan masih tingginya tarif tiket pesawat. Distribusi jumlah penumpang pesawat berdasarkan bandar udara terkonsentrasi pada tiga bandar udara utama, yakni di Kota Palangka Raya, Pangkalan Bun, dan Sampit.
Pola volume arus barang serupa dengan pola aktivitas penumpang. Rata-rata volume arus barang selama delapan bulan terakhir sekitar 1.379 ton per bulan, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2018 (2.042 ton per bulan).
"Tapi, secara umum, terdapat korelasi positif antara volume arus barang dengan aktivitas penumpang. Artinya, arus barang melalui transportasi udara umumnya barang bawaan penumpang atau bagasi, bukan barang kiriman melalui kargo pesawat," demikian Yomin.
Pewarta: Kasriadi/Jaya W Manurung
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019