Simalungun, Sumut (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pemerintah di Indonesia tidak pernah bermaksud ingin menyengsarakan rakyatnya dari sebuah kebijakan yang diambil.
"Tidak ada pemimpin di negeri ini, tidak ada pemerintah di negeri ini yang ingin menyengsarakan rakyatnya," katanya terkait dengan kebijakan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di hadapan komunitas petani Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun, Sumut, Sabtu.
Pada Panen Raya Padi yang merupakan bagian dari serangkaian kunjungan kerja kepala negara selama tiga hari di Sumut itu, Presiden juga mengatakan, dewasa ini masih ada pihak-pihak yang merasa kecewa atas kebijakan pemerintah menaikan harga BBM dan penyerahan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat miskin.
Padahal kebijakan itu ditempuh agar tidak berpengaruh bagi perekonomian Indonesia yang ditimbulkan dari kenaikan harga minyak dunia yang terus meroket.
Kebijakan menaikkan, kata dia, juga dilakukan oleh negara-negara lain, namun harga BBM di Indonesia tergolong masih yang termurah di dunia setelah Brunei Darussalam.
"Sejak Indonesia merdeka, ada kalanya pemerintah terpaksa menaikan harga BBM. Sebagai contoh Presiden Soekarno menaikan harga BBM 12 kali, Presiden Soeharto menaikan harga BBM 18 kali," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Habibie yang memimpin sebentar menaikkan harga BBM satu kali, Presiden Abdurrahman Wahid yang memimpin setahun lebih menaikan BBM satu kali dan Presiden Megawati yang memimpin tiga tahun lebih menaikan harga BBM dua kali dan tujuh kali penyesuaian harga.
"Sedangkan saya yang dipilih oleh rakyat dan telah memimpin empat tahun telah menaikan harga BBM sebanyak tiga kali," jelasnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008