Yogyakarta (ANTARA News)- Warga kabupaten Gunungkidul hingga saat ini masih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari lantaran ketersediaan sumber air makin kritis. "Meskipun sudah memanfaatkan goa Bribin satu dan goa Bribin dua serta yang terbaru goa Plawang, namun warga kabupaten Gunungkidul merasa hal tersebut belum maksimal," kata wakil Bupati Gunungkidul, Badingah, Sabtu. Badingah mengatakan kesulitan air bersih masih menjadi beban masyarakat Gunungkidul sehari-hari. Ia menegaskan bahwa pihak pemkab Gunungkidul sudah berusaha dengan melakukan beberapa cara untuk mendatangkan air bersih kepada masyarakat. Badingah menjelaskan beberapa usaha yang selama ini masih berjalan adalah dengan mendatangkan pelayanan air bersih melalui PDAM, membuat pelayanan air bersih dengan swadaya mandiri, melakukan pembangunan bak air hujan sebesar 15 meter kubik, dropping air menggunakan mobil dan penanaman pohon. "Mudah-mudahan dengan adanya alat pompa Photo Voltstage, yang baru diresmikan beberapa waktu yang lalu oleh menteri PU,Djoko Kirmanto, dapat mengurangi beban masyarakat. Alat ini sistemnya adalah memompa air dari goa Plawan dan mengalirkan airnya ke bak penampungan, alat ini menggunakan tenaga matahari,"katanya. Sedangkan salah satu warga Panggang, Narto mengatakan bahwa semenjak ada alat tersebut, pada satu setengah bulan terakhir ia tidak lagi membeli air bersih, padahal dulu untuk mendapatkan tiga jirigen air bersih saja harus membayar Rp1000. "Namun kekurangannya debit airnya kecil,dan harus tetap menggunakan bantuan genset. Kalau biasanya cuma 0,6 liter per detik, namun jika ditambah genset menjadi 4 liter per detik,"katanya. Narto mengatakan bahwa jika kita meminta airnya diantar,masyarakat harus membayar Rp100.000 per tangki, mengingat lokasi sumber air yang jauh dari pemukiman masyarakat. "Itu masih terhitung murah,kalau sebelumnya air bersih per tangki harus dibayar Rp125.000 hingga Rp150.000," katanya Narto mengatakan bahwa jika untuk kehidupan sehari-hari, dengan debit air sekecil itu masih kurang. Narto juga mengatakan tidak yakin akan selalu gratis terus untuk mendapatkan air bersih, "mungkin gratis hanya untuk permulaan," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008