Teheran, (ANTARA News) - Presiden Iran dan Presiden Rusia menyatakan harapan bagi penyelesaian diplomatik atas krisis nuklir, pada malam menjelang perundingan-perundingan penting yang bertujuan memecahkan kebuntuan persoalan tersebut, kata laporan-laporan media di ibukota Iran, Sabtu. Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev melakukan pembicaraan per telepon pertama mereka pada Jum`at malam, sehari sebelum perundingan-perundingan yang digelar Sabtu di Jenewa, kata media resmi Iran dan pihak Kremlin. "Dalam perundingan Jenewa ... kami akan membahas cara-cara untuk menetapkan keputusan-keputusan pada berbagai bidang, serta membantu memecahkan persoalan yang ada," kata laman web televisi negara Iran, mengutip pernyataan Ahmadinejad. Dia juga menyatakan puas atas hubungan-hubungan kedua antara Teheran dan Moskow saat ini, khususnya pada masalah ekonomi yang menjadi kepentingan republik Islam Iran itu, kata televisi tersebut. Kremlin, sementara itu, mengutip pernyataan Medvedev, yang menyerukan Iran "untuk bekerjasama penuh dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) guna mengklarifikasi masalah-masalah yang masih ada mengenai program nuklir Iran.""Presiden Rusia menandaskan kembali sikapnya mengenai penyelesaian sutuasi di sekitar program nuklir Iran, hanya bisa dilakukan dengan cara politik dan diplomatik,` katanya menambahkan. Medvedev mengatakan kepada Ahmadinejad bahwa dia berharap bagi terwujudnya `dialog yang konstruktif dan substantif` dalam perundingan di Jenewa Sabtu. Rusia adalah salah satu dari enam negara terkuat dunia yang pada bulan lalu memberikan usulan kepada Iran, bagi perlunya diselenggarakan perundingan-perundingan menyeluruh berkaitan dengan penutupan operasional pengayaan uranium pada program nuklirnya, yang sensitif itu. Ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa, Javier Solana juga akan mengadakan pembicaraan mengenai hal tersebut dengan perunding nuklir Iran, Saeed Jalili di Jenewa Sabtu, dalam satu pertemuan pertama kalinya diadakan yang juga dihadiri oleh seorang utusan Amerika serikat. Negara-negara Barat takut Iran akan menggunakan uranium yang diperkayanya untuk membuat senjata, namun Tegeran membantah bahwa program nuklirnya hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan energinya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008