Beijing, (ANTARA News) - Negara besar di dunia mesti mendengarkan kekhawatiran negara Afrika dan Arab dalam menanggapi tuduhan pemusnahan suku bangsa terhadap Presiden Sudan Omar Al-Bashir, kata utusan China di Darfur, saat memperingatkan bahwa langkah pengadilan tersebut dapat merusak upaya perdamaian. Liu Guijin, utusan China untuk wilayah yang diporak-porandakan perang di Sudan barat itu, Jumat, mengatakan permohonan jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bagi penangkapan Al-Bashir dapat mengancam penggelaran pasukan pemelihara perdamaian dan harapan bagi perundingan bagu di Darfur. Tindakan pengadilan tak boleh melangkahi upaya lain, katanya sebagaimana diberitakan Reuters. "Amerika Serikat menggunakan tindakan berbeda ini, dan negara itu mesti menjamin prioritasnya sendiri, dan penggunaan satu tindakan tak boleh merusak tindakan lain," kata Liu kepada beberapa wartawan. "Jangan mengirim tanda yang keliru atau menimbulkan kegaduhan." Komentar diplomat kawakan mengenai Afrika tersebut adalah reaksi terbuka panjang pertama China atas pengumuman Senin oleh Jaksa Agung ICC Luis Moreno-Ocampo bahwa ia ingin Al-Bashir diadili karena "melakukan pemusnahan suku bangsa, kejahatan perang dan kejahatan terhadap umat manusia di Darfur". Semua itu juga adalah tanda paling jelas bahwa China mungkin mendukung tindakan Dewan Keamanan yang ditujukan untuk membekukan kasus ICC tersebut. Namun Duta Besar China untuk PBB Wang Guangya mengatakan kepada wartawan di New York bahwa semata-mata pembekuan surat penangkapan ICC takkan cukup. Dewan Keamanan PBB memiliki wewenang untuk membuat perpanjangan priode selama 12 bulan. Meskipun begitu, ia mengatakan kelima anggota tetap Dewan Keamanan --China, Rusia, Amerika Serikat, Perancis dan Inggris-- mesti bertemu dengan Moreno-Ocampo, "guna memperingatkan dia tanpa konsekuensi negatif" tentang upaya untuk memperolhe surat penangkapan bagi Al-Bashir. "Mereka (Mahkamah tersebut) harus mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap tindakan," kata Wang, yang mengumandangkan komentar sebelumnya dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Perhatian baru mengenai Darfur muncul saat Beijing mempersiapkan Pertandingan Olimpiade pada Agustus, ketika hubungan minyak dan senjatanya dengan Sudan akan menghadapi perhatian penuh masyarakat global. Moreno-Ocampo menuduh Al-Bashir "melakukan pemusnahan suku bangsa yang menewaskan 35.000 orang, membuat sedikitnya 100.000 orang lagi menghadapi kematian secara lamban dan memaksa 2,5 juta orang meninggalkan tempat tinggal mereka". China dan pemerintah lain telah menyatakan tuntutan terhadap Al-Bashir akan memicu kerumitan di Darfur, wilayah yang memiliki banyak suku tempat milisi dukungan-pemerintah telah memerangi pemberontak --yang menentang kekuasaan Khartoum-- selama lima tahun. Kelompok hak asasi manusia yang mengecam Al-Bashir telah memuji ICC, dan mengatakan itu dapat memaksa Sudan mengupayakan perdamaian di Darfur. Sudah telah meminta Rusia, China dan anggota Liga Arab serta Uni Afrika untuk mengupayakan campur-tangan Dewan Keamanan PBB guna menghentikan tindakan ICC tersebut. Beberapa diplomat di PBB menyatakan Liga Arab dan Dewan Keamanan serta Perdamaian AU tampaknya akan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak guna menghalangi tindakan ICC. Liu menekankan negara besar mesti mendengarkan pendapat negara Arab dan Afrika.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008