Ambon (ANTARA) - Kapal barang Taman Pelita tujuan Pulau Seram yang baru saja kembali dari pelayaran, meledak dan terbakar di Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah, Jumat malam.
Pantauan Antara di lokasi, kapal motor yang sementara berlabuh di Pelabuhan Tulehu itu tiba-tiba saja meledak dan terbakar sekitar pukul 19.40 waktu setempat. Belum diketahui penyebab kebakaran yang terjadi.
Kencangnya angin yang berembus membuat api terus membesar dan membakar semua badan kapal Taman Pelita, kemudian merembet dan ikut melalap tiga kapal ikan berbahan fiber yang juga sementara berlabuh di Pelabuhan Tulehu.
Petugas pelabuhan dan warga setempat yang berkumpul menyaksikan kebakaran tidak berani mendekat untuk memadamkan api, karena takut akan ada ledakan susulan.
Personel Polsek Salahutu yang tiba di lokasi 15 menit setelah kebakaran, berupaya mengamankan sekitar lokasi tapi cukup kewalahan dengan kencangnya angin dan api yang terus membesar dan sulit dipadamkan.
Belum ada laporan korban jiwa, tapi hingga berita ini diturunkan api masih terus membesar belum bisa dipadamkan.
Ibrahim Wali (24), warga Desa Tulehu yang sementara berada di Pelabuhan Tulehu saat kebakaran terjadi mengaku mendengar ledakan dari arah kapal Taman Pelita, sebelum kemudian api mulai membakar seluruh badan kapal itu.
"Kaget ada ledakan besar, tiba-tiba saja kapal barang itu langsung terbakar. Kami tidak berani medekat karena ada ledakan lagi setelah itu, sepertinya mungkin karena api kena bensin yang ada di kapal jadinya meledak lagi," katanya.
Dikatakannya, kapal Taman Pelita merupakan kapal barang yang biasanya mengangkut beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk diantarkan ke berbagai wilayah di Pulau Seram. Kapal itu diketahui baru saja kembali dari pelayarannya.
"Setahu saya tadi kapalnya mengantar delapan ton beras ke Seram dan belum lama sandar di pelabuhan. Saya tidak tahu ABK-nya ke mana, tapi mudah-mudahnya tidak berada di dalam kapal," ucap Wali.
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019