Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh mengimbau agar industri penyiaran televisi untuk menghemat pemakaian listrik dalam krisis listrik saat ini. "Saya mengimbau (kepada industri penyiaran televisi) untuk mengambil inisiatif (untuk membatasi jam siaran)," kata Menkominfo usai jumpa pers soal penggeseran hari kerja industri terkait krisis listrik di kantor Depkominfo di Jakarta, Jumat. Industri Penyiaran Televisi, katanya, sebenarnya tidak ikut terkena kewajiban penggeseran hari kerja industri karena industri tersebut bekerja tujuh hari seminggu. Tapi Menkominfo mengimbau agar industri penyiaran bisa mengambil inisiatif untuk ikut menghemat energi listrik dengan mengurangi jam siarannya. "Dari pengalaman, siaran televisi pada pukul 1 sampai jam 4 pagi itu tidak ada yang menonton," katanya. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jawa-Bali PT PLN Murtaqi Syamsudin juga berharap agar industri televisi bisa mengurangi jam siarannya agar bisa menghemat listrik. "Kami berharap (industri penyiaran televisi) mengurangi jam tayangan karena bisa berdampak dalam penggunaan energi listrik," katanya. Dalam jumpa pers tersebut, Murtaqi menjelaskan rasio cadangan kapasitas terhadap beban puncak (Reserve Margin) listrik makin menurun karena terjadi ketidakseimbangan antara penambahan kapasitas produksi listrik dengan pemakaiannya. "Konsumsi listrik tumbuh 6,7 persen per tahun, beban puncak tumbuh 4,8 persen per tahun dan kapasitas pembangkit hanya tumbuh 3,5 persen per tahun," katanya. Murtaqi menjelaskan reserve margin listrik PT PLN makin turun dari 25 persen pada 2007, menjadi 21 persen pada 2008 dan diprediksikan menurun menjadi 14 persen pada 2009 bila pemakaian listrik nasional tidak diatur.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008