Polisi tegaskan pedemo yang tewas itu bukan dari kalangan pelajar dan mahasiswa namun kelompok perusuh.
Jakarta (ANTARA) - Maspupah, Ibu dari Maulana Suryadi alias Yadi yang merupakan korban meninggal dunia dalam demo pelajar yang berakhir ricuh menceritakan sosok Yadi yang menjadi tulang punggung keluarga.
"Dia memang lagi badung-badungnya. Cuma dia anak yang penurut sama orang tua. Mau bantu orang tua, tidak pernah ngebantah," kata Maspupah menceritakan sosok Yadi saat ditemui di Pasar Tanah Abang blok F, Jakarta Pusat, Jumat.
Yadi merupakan tulang punggung keluarga karena ayahnya sudah tiada. Ia memiliki dua tanggungan keluarga yaitu keluarga ibunya serta keluarga intinya.
"Dia masih punya tanggungan dua orang anak, anak pertama umur empat tahun, anak kedua umur dua tahun," kata Maspupah.
Maspupah juga menceritakan, Yadi sempat meminta maaf seraya mencium tangan ibunya sebelum pergi ke daerah tempat terjadinya demo berlangsung.
"Yadi bilang maafin Yadi ya bu, terus dia cium tangan lagi," kata Maspupah.
Dirinya pun sudah mengingatkan Yadi untuk tidak melihat demonstrasi yang dilakukan oleh pelajar- pelajar itu. Namun Yadi tetap pergi bersama temannya Aldo.
Hingga hari Kamis (26/9) Maspupah dihampiri oleh delapan orang polisi yang menyampaikan turut berdukacita karena Yadi ditemukan meninggal dunia saat demo ricuh terjadi.
Baca juga: Kisah Yadi sempat minta maaf sebelum tewas saat demo
Baca juga: Ini penjelasan polisi atas darah di kafan Maulana
Baca juga: Tommy Kurniawan terjebak demo gara-gara beli dasi untuk pelantikan DPR
Setelah kepergian Yadi Maspupah berharap tanggungan keluarga yang ditinggalkan Yadi dapat ditopang oleh pihak yang bertanggung jawab atas kepergian anaknya itu.
Sebelumnya, Yadi diketahui menjadi salah satu korban yang meninggal dunia akibat demo yang berakhir ricuh.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan pedemo yang tewas itu bukan dari kalangan pelajar dan mahasiswa namun kelompok perusuh.
Kapolri juga membantah penyebab kematian korban bukan karena tindakan represif dari aparat yang menangani aksi massa rusuh.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019