Shalat yang bertujuan untuk meminta hujan yang digelar di Lapangan Merdeka Kelurahan Wergu Wetan, Kecamatan Kota tersebut, tidak hanya diikuti warga Kecamatan Kota, melainkan para pelajar dari sekolah tingkat SD hingga SMA juga ikut serta.
Menurut Ketua Panitia Shalat Istisqa Miftah Baedowi di Kudus, Jumat, shalat ini dilaksanakan berdasarkan surat edaran dari PBNU dan instruksi PCNU Kudus, kemudian ditindaklanjuti oleh Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Kota.
Baca juga: Santri Jombang lakukan Shalat Istisqa minta hujan
Kegiatan ini, kata dia, diadakan sebagai wujud dari keprihatinan atas kondisi bangsa Indonesia sekaligus untuk lebih tawaduk kepada Allah SWT.
Shalat Istiska ini, kata Miftah, juga didukung oleh masyarakat dan sekolah di sekitar lokasi kegiatan.
Ia mencatat musim kemarau tahun ini sudah berlangsung selama enam bulan dan sumur warga sudah banyak yang mulai mengering.
Sementara shalat Istiska, kata dia, merupakan perintah agama ketika terjadi kemarau panjang.
"Masyarakat Muslim juga perlu memperbanyak istigfar agar permohonan meminta hujan dikabulkan oleh Allah SWT," ujarnya.
Karina, salah seorang jamaah mengatakan sumurnya mulai mengering, termasuk air PDAM juga sempat mati.
Akibatnya, lanjut dia, keluarganya sempat kesulitan mendapatkan air bersih.
"Saya berdoa, semoga Allah SWT mendengarkan doa warga Kudus agar dampak kekeringan tidak meluas dan berlangsung lama," ujarnya.
Pada hari yang sama, warga Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kudus, juga menggelar Shalat Istiska di Lapangan Desa Cendono.
Baca juga: Ratusan warga Bogor salat Istisqo untuk meminta hujan
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019