Jakarta (ANTARA News) - Toyota akan meningkatkan produksi truk, Toyota Dyna, dengan memperkecil
take time atau waktu yang diambil untuk memproduksi satu kendaraan, guna memenuhi permintaan pasar kendaraan niaga dalam negeri, terutama di daerah perkebunan dan pertambangan.
"Bulan Oktober kami akan menambah kapasitas produksi dengan memperkecil
take time," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto di sela-sela Indonesia International Motor Show (IIMS) 2008 di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, bila sebelumnya perakitan truk misalnya dalam 10 menit hanya menghasilkan satu unit kendaraan, maka dalam upaya meningkatkan produksi pihaknya mempersingkat waktu penggunaan produksi kendaraan dengan menambah alat tertentu.
"Untuk penambahan kapasitas itu, kami hanya menambah alat dan orang," ujar Joko. Namun, ia tidak mengungkapkan berapa investasi dan biaya tambahan untuk menambah alat dan tenaga kerja untuk produksi truk tersebut.
Joko mengatakan, sejak beberapa bulan terakhir permintaan kendaraan niaga khususnya truk Toyota Dyna terus meningkat dari sekitar 1.000 unit per bulan menjadi sekitar 1.500 unit per bulan.
"Fenomena kenaikan permintaan kendaraan niaga tersebut juga terjadi di semua merek, sehingga kini penguasaan pasar kendaraan niaga terhadap total penjualan mobil nasional mencapai 30 persen," ujarnya.
Padahal, lanjutnya, tahun lalu kontribusi kendaraan niaga terhadap penjualan mobil di dalam negeri baru mencapai sekitar 27 persen.
Pada semester I 2008 total penjualan mobil di dalam negeri mencapai sekitar 293 ribu unit, dengan demikian penjualan kendaraan niaga pada semester I mencapai sekitar 87.900 unit.
Penjualan kendaraan niaga Toyota sendiri -- yang terdiri atas pick up (Toyota Hi-Lux) dan truk dua ton (Toyota Dyna) -- pada semester I mencapai 9.086 unit atau naik sekitar 211 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 2.916 unit.
Penjualan truk Toyota Dyna saja mencapai 5.890 unit pada semester I 2008 atau naik sekitar 154 persen dibandingkan periode yang sama 2007 yang mencapai 2.311 unit.
"Permintaan kendaraan niaga tampaknya didorong oleh tumbuhnya permintaan di daerah pertambangan dan migas, serta perkebunan, menyusul naiknya harga komoditas pertanian dan pertambangan," kata Joko.
Dia mengatakan, masih yakin pada Juli 2008 permintaan mobil di dalam negeri masih kuat meskipun indikator ekonomi makro belum mendukung terkait kenaikan inflasi dan BI rate yang memicu kenaikan suku bunga pinjaman khususnya terhadap kendaraan bermotor. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008