Jakarta, (ANTARA News) - Boleh saja pemain bintang asal Brazil Ronaldinho membawa tongkat sihir kemudian mengucapkan "abrakadabra" ke kubu AC Milan untuk memenuhi dahaga publik penggila bola Serie A. Boleh saja Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi menegaskan bahwa, "Ronaldinho milik kami." Kisahnya belum paripurna, belum "happy ending". Kubu Barcelona membalas optimisme pasukan AC Milan dengan tekad dari seorang pemain asal Belarusia yang melontarkan kata pamungkas, yakni ambisi. Siapa tidak mengenal enam huruf ini? Silakan berambisi, asal syaratnya tunggal, punya segudang mimpi. Silakan berambisi, sebelum berambisi dinyatakan sebagai subversif. Imbauan bernada kelakar ini melecut Alexander Hleb untuk menambah perbendaharaan makna bola dalam laga kehidupan. Sekali lagi...,silakan berambisi asal punya mimpi, kata Alexandre Hleb yang kini berlabuh di Barcelona dari Arsenal dengan kesepakatan nilai kontrak 11,8 juta poundsterling. Alam imajinasi pecinta bola di Spanyol bakal liar, karena sebelumnya mereka menunggu dengan harap-harap cemas pesona Hleb di lapangan hijau. Rasa penasaran seakan berakrobat, terus berayun. Adrenalin mereka terus berpacu. Mulut mereka penuh kata-kata harapan, "Di mana Hleb, di mana Hleb?" Manajemen El Barca memahami relung kerinduan publik penggila bola. Berharaplah bagi datangnya hari penggenapan kegembiraan di masa depan. Bagaimana tidak. Manajemen Barca berulangkali menuturkan bahwa Hleb akan tampil sebagai bidikan terakhir Los Azulgranas. Ulah El Barca di bursa transfer mengundang decak kagum mereka yang suka mendengar gemercing pundi-pundi mata uang menggelontor kemudian mengisi kocek pemain bola. Presiden Barca Joan Laporta merasa yakin dapat melengkapi bursa transfer timnya. Langkah itu ditempuh untuk menyiapkan Carles Puyol dkk menghadapi musim kompetisi 2008/2009. Laporta menjadikan Hleb sebagai pemain kelima yang harus diboyong. Sebelumnya, El Barca terbilang sukses menyabet dua pemain, masing-masing Martin Caceres dari Villarreal dan Daniel Alves (Sevilla). Dua rekrutan itu menambah amunisi bagi skuad Barca, setelah sebelumnya tim asuhan Josep Guardiola itu tanpa halangan menggaet Gerrard Pique (Manchester United) dan Seydou Keita (Sevilla). Masuknya Hleb memupus keraguan yang menyelimuti Los Azulgranas, karena sebelumnya Inter Milan juga melirik Hleb. Hleb yang kini berusia 27 tahun berkesempatan mencecap manisnya anggur Arsenal, setelah sebelumnya melahap sosis racikan VfB Stuttgart pada Juni 2005. Ia telah menjalani 129 kali pertandingan selama berada di klub, menyarangkan sebanyak 11 gol. Pada musim kompetisi lalu, ia membela timnas negaranya sebanyak 42 laga internasional. Bahkan Hleb menjadi pemain Belarusia yang pertama kali beraksi di ajang final Liga Champions ketika membela panji Arsenal melawan Barcelona dalam laga final yang digelar di Paris pada 2006. Ia meraih penghargaan sebagai pemain bola terbaik Belarusia 2002, 2004, 2005, dan 2006. Gelandang menyerang yang bakal menggetarkan syaraf publik La Liga itu menyebut kepindahannya ke Barca sebagai "mewujudkan mimpi". "Saya mengasihi tim (Barca) ini," katanya seperti dikutip dari situs warta BBC. "Saya akan memberi yang terbaik dan saya membela dan mempertahankan panji Barca dalam setiap laga." Hleb merapat ke Nou Camp, dan Arsenal mencecap asam cuka kehilangan sejumlah pemain pilar. Sebut saja, Mathieu Flamini ke AC Milan dan Gilberto Silva yang segera hengkang ke Panathinaikos. Bersama Arsenal sejak 2005 dan terikat kontrak selama empat tahun, tidak percuma ia berkubang dalam kancah sepakbola Inggris dengan gaya "kick and rush". Ia justru memperoleh api pencerahan bahwa apa pun jenis pekerjaannya, seseorang perlu mewaspadai kemerosotan dan kedangkalan dari profesinya itu (deformatio professionis). Bila setiap setiap menit, setiap jam, atau setiap hari, secara terus menerus seseorang mengabaikan tugasnya, maka kulit hati nuraninya menjadi tebal. Hleb tidak ingin dibutakan oleh pekerjaannya, tanpa mau berinsiatif menarik diri atau berintrospeksi. Bukankah hal yang paling kerap menyebabkan kekasaran dan kebutaan suara hati adalah sikap mendustai, menipu diri sendiri, dan mengingkari janji? Hleb memilih jawaban "ya" kepada bisikan suara hati dengan bermodal ketulusan. Tulus ikhlas adalah sifat penting dari suara hati, artinya seseorang perlu memelihara kesungguhan dalam melakoni setiap pekerjaan dan merawat kejujuran ketika mencari kebenaran tanpa mencari keuntungan pribadi. Ini yang dimaknai sebagai ambisi itu suci menurut Hleb. Meski jujur, tulus ikhlas atau bersikap lurus tidak selalu sama atau bersesuaian dengan melakukan rincian aturan yang berlaku. Keindahan dan kesyahduan beribadat dalam katedral kehidupan tidak otomatis menghantarkan orang kepada kejujuran dan ketulusan. Ini salah satu kekayaan dari metafora dalam bola. Sebelum Hleb berlayar dalam bahtera Barca, ada perjuangan menembus metafora dalam bola, seperti tercermin dari pernyataan wakil presiden Barcelona Marc Ingla. "Negoisasi tentang Hleb terbilang alot, meski masih terus berkembang. Jika saja klubnya yang sekarang tidak menjual dia (Hleb) maka kami bersiap dengan alternatif lain. Ia tetap jadi prioritas kami, karena ia memiliki kualitas," katanya. Pada awal Juni 2008, agen Hleb telah bertemu dengan wakil Barcelona untuk membicarakan soal transfer. "Kami memang telah berbicara dengan Barcelona meski belum ada apa pun yang ditandatangani," katanya kepada BBC Sport. Berangkat dari pembicaraan itu, the Gunners menggelar pertemuan bersama Hleb. Hasilnya, manajemen Arsenal memberi lampu hijau. Sementara Inter Milan juga tampak kepincut. Salah seorang perwakilan Hleb, Vincenzo Morabito mengatakan, "Maaf, kami tidak akan membawa dia pindah ke Italia. Ia memang sangat ingin ke Inter Milan. Pasalnya, Mourinho punya pilihan berbeda." Manajer Arsenal Aesene Wenger menyatakan dalam situs Arsenal, "Kali pertama, kami harus mengucapkan terima kasih kepada Alex selama bergabung bersama Arsenal. Alex telah berperan sebagai pemain handal dalam tiga musim. Kami menyambut baik kepindahan dirinya. Kini kami terus bersiap mengarungi musim kompetisi mendatang." Ketika Hleb telah menorehkan tandatangan atas kontraknya selama tiga tahun, ia mengungkapkan pernyataan bernas. "Saya tidak akan berbicara tentang diri sendiri. Saya pertaruhkan seluruh kemampuan agar Barcelona memperoleh kemenangan dalam setiap laga. Pep Guardiola berharap Barca dapat memenangi beberapa kejuaraan," katanya seperti dikutip dari situs warta Barcelona. Sejumlah pengamat menyebut pilihan Barca relatif tepat, karena Hleb memiliki teknik dan kemampuan memadai. Barca sedang tidak main dadu, karena setiap pilihan jatuh dari rimba raya kaidah dan petunjuk yang selama ini beredar dari kamus pengalaman seputar laga bola. Kalau Hleb memaknai ambisi sebagai suci, maka Barca mengartikulasikannya sebagai seni untuk mengambil keputusan. Rumusnya, amati dengan mata, dengar dengan telinga, simak dengan nurani, setiap langkah yang diambil oleh mereka yang lebih dulu mengalami, tanpa menyertakan kegelisahan batin (skrupulosita). Ini "tafsir baru" atas ambisi yang ditunjukkan oleh pemain kelahiran Minsk pada 1 Mei 1981. Pekerjaan Rumah (PR) yang perlu digarap Hleb tinggal satu, yakni melihat perbedaan (distingsi) antara kata "dapat atau mampu", dengan kata "boleh". Kata dapat, berarti ada kemampuan fisik, keleluasaan fisik untuk melakukan sesuatu, misalnya menendang atau mengoper bola ke rekan satu tim. Sedangkan, boleh berarti ada ijin moral untuk melakukan sesuatu. Dan Alexandre Hleb telah membekali diri dengan dogma bahwa ambisi itu suci bila dibarengi dengan hati jernih dan nurani bening. Sepakbola adalah laga nurani, laga hati. (*)

Pewarta: Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008