Demokrat menuduh Trump memanfaatkan bantuan militer AS sebagai gebrakan dalam upaya meminta Ukraina menyelidiki pesaing dari Demokrat, Joe Biden, menjelang pemilihan presiden November 2020. Percakapan itu, dan yang juga didengar oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, menjadi masalah kepentingan Kongres.
Baca juga: Kian banyak saja rakyat Amerika yang ingin Trump dilengserkan
Juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, mengatakan dalam jumpa pers bahwa kantor penasihat umum departemen itu mengarahkan semua dokumen dan rekaman terkait Ukraina yang diberikan untuk katalog dan peninjauan. Ia mencatat bahwa kepentingan Kongres kemungkinan diselidiki oleh jenderal inspektur Pentagon.
Demokrat di DPR meluncurkan penyelidikan pemakzulan terhadap Trump.
Presiden dari Partai Republik itu, yang membantah melakukan kesalahan, pada Juli meminta mitranya Ukraina agar menyelidiki apakah Biden, Wakil Presiden Barack obama, telah menutup penyelidikan sebuah perusahaan migas, yang dewan perusahaannya diduduki oleh putera Biden, Hunter.
Percakapan itu terjadi setelah Trump menyuruh pemerintah membekukan bantuan militer. Ia kemudian membatalkan pembekuan tersebut, dan Pentagon melanjutkan pengiriman bantuan ke Ukraina.
Baca juga: Dua penantang Trump di Republik dukung pemakzulan
Dalam konferensi pers terpisah, kepala pasukan AS di Eropa mengatakan ia mendukung pengiriman tambahan rudal anti-tank Javelin ke Ukraina.
"Saat ini saran militer saya adalah saya rasa kita harus meneruskan itu," kata Jenderal Pasukan Udara, Tod Wolters kepada awak media di Pentagon, mengacu penjualan rudal Javelin tambahan ke Ukraina.
Pada Kamis Departemen Luar Negeri mengumumkan bahwa pihknya menyetujui potensi penjualan 150 rudal Javelin ke Ukraina.
Ukraina terjerembap dalam konflik dengan separatis pro-Rusia di timur negara tersebut.
Baca juga: Ukraina uji coba sistem rudal AS
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019