Sejumlah bentrokan menambah sakit kepala Perdana Menteri Abiy Ahmed, yang reformasi politik dan ekonominya di negara yang pernah menjadi salah satu paling represif di Afrika juga memberanikan orang kuat berpengaruh membangun markas etnik.
Amhara, provinsi terpadat kedua di Ethiopia, menjadi biang kerok ketegangan yang disusul dengan kekerasan hingga menewaskan puluhan orang, termasuk presiden di kawasan tersebut pada Juni. Pemerintah federal menggambarkan aksi kekerasan itu sebagai kudeta, yang dipimpin para pentolan garis keras negara bagian yang nakal.
Bentrokan terbaru terjadi pada Jumat lalu, ketika kelompok bersenjata membunuh 10 orang. Mereka menyerang sebuah minibus yang tengah melaju di Kota Gondar, Amhara utara, kata presiden Partai Gerakan Nasional Amhara baru (NAMA), Desalegn Chane kepada Reuters melalui telepon.
Keesokan harinya 12 tentara tewas ketika dua konvoi yang mengangkut pasukan khusus Amhara juga diserang, katanya.
Chane menghubungkan kekerasan tersebut dengan Komite Kimant, sub-kelompok etnik di kawasan Amhara.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dua pekerja kemanusiaan dibunuh penyerang di Ethiopia barat
Baca juga: Ethiopia bersuara mengenai dugaan pemimpin kudeta tewas dalam operasi
Baca juga: Lebih dari 50 orang tewas akibat serangan di Ethiopia Barat
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019