Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena logam mulia didorong oleh greenback yang lebih lemah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember bertambah 5,9 dolar AS atau 0,39 persen, menjadi ditutup pada 1.513,8 dolar AS per ounce.
Dolar AS jatuh terhadap mata uang utama saingannya tertekan oleh serangkaian data ekonomi yang lemah. Indeks non-manufaktur (NMI), yang mengukur kinerja sektor jasa, tercatat 52,6 persen pada September, turun 3,8 poin persentase dari pembacaan Agustus, menurut Non-Manufacturing ISM Report on Business, terbaru. Angka pada Juli adalah 53,7 persen.
Indeks tersebut merupakan angka terendah sejak Agustus 2016, ketika NMI tercatat 51,8 persen, laporan itu menunjukkan.
Baca juga: Harga emas naik dalam 2 beruntun, terpicu penurunan ekuitas dan dolar
"Para responden sebagian besar khawatir tentang tarif, sumber daya tenaga kerja dan arah ekonomi," kata Anthony Nieves, ketua komite survei bisnis non-manufaktur ISM.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,22 persen menjadi 98,8 pada pukul 17.30 GMT, sesaat sebelum penyelesaian perdagangan emas.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 0,7 persen atau 0,04 persen menjadi ditutup pada 17,676 dolar per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari tetap tidak berubah pada 894,4 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas jatuh tertekan kenaikan ekuitas AS dan penguatan "greenback"
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019