Jakarta (ANTARA News) - Hasil sebuah survei terbaru tentang sikap dan perilaku nasabah perbankan di beberapa negara Asia menunjukkan asuransi pendidikan, pensiun, dan asuransi kesehatan masih menjadi produk investasi yang paling diminati investor Indonesia.
Masyarakat Indonesia memahami investasi sebagai instrumen untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan dan dana pada hari tua dengan cakupan yang luas, demikian hasil survei Sun Life Financial yang dikutip ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan studi itu, masyarakat Indonesia ternyata memiliki perhatian khusus untuk memberikan pendidikan yang berkualitas pada anak-anaknya, itu alasan mengapa mereka mempersiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari.
Orang Indonesia cenderung menjalankan cara tradisional untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka, sebanyak 70 persen responden mengaku dana pendidikan anak didapat dari pendapatan bulanan dan tabungan.
Dengan tingginya perhatian untuk mempersiapkan dana pendidikan anak, 81 persen responden menyatakan bahwa mereka sangat ingin dan ingin berinvestasi, 71 persen di antaranya memilih instrumen asuransi pendidikan, sedangkan 66 persen lebih memilih tabungan.
Untuk masa pensiun, sekitar 60 persen responden Indonesia memiliki gambaran yang jelas tentang kapan mereka akan mulai pensiun. Namun demikian, masyarakat Indonesia tidak terlalu berkeinginan untuk melakukan pensiun dini.
Masyarakat Indonesia masih memiliki pola pikir yang konservatif terhadap investasi. Berdasarkan riset ini, 44 persen responden memegang batasan waktu "jangka panjang" adalah 10-20 tahun, sementara 25 persen mengartikan "jangka panjang" sebagai lebih dari 20 tahun masa.
Sekitar 73 persen responden yakin bahwa produk asuransi akan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi.
Hal ini bisa menjelaskan mengapa pertumbuhan investasi asuransi di Indonesia begitu melonjak beberapa tahun terakhir.
Premi secara nasional di tahun 2007 adalah Rp17,14 triliun atau naik 152 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 6,8 triliun rupiah.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008