Jadi betapa penting sektor ini untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia
Semarang (ANTARA) - Koordinator Residen PBB di Indonesia, Anita Nirody, mengapresiasi pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Ungaran Sari Garments, Perusahaan garmen yang berbasis Ungaran, Semarang, Jawa Tengah.
"Berbagai program untuk memberdayakan perempuan dilakukan oleh perusahaan garmen tersebut antara lain kelas ibu hamil, kurir air susu ibu perah, ruang laktasi, koperasi, klinik, maupun peningkatan kapasitas dan kemampuan pekerja," ujar Anita Nirody di sela-sela kunjungan ke Ungaran Sari Garments, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, Kamis.
Pemberdayaan perempuan di perusahaan garmen tersebut menjadi penting karena 95 persen pekerja didominasi oleh perempuan.
"Untuk memberdayakan perempuan, perusahaan ini menggandeng program better work indonesia (BWI) yang merupakan bagian dari program global Better Work," kata dia.
Program ini merupakan kemitraan antara Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan International Finance Cooperation (IFC). Program ini memadukan keahlian ILO dalam standar ketenagakerjaan dengan keahlian IFC dalam pengembangan sektor swasta.
Program ini fokus pada solusi yang terukur dan berkelanjutan melalui penguatan kerjasama antar pemerintah, organisasi pengusaha dan pekerja serta pembeli internasional.
"Program Better Work sudah ada di 9 negara, jadi ada peluang besar untuk bertukar pengalaman dan praktik-praktik terbaik (best practices)," kata Anita Nirody.
Anita mengatakan program ini mempengaruhi isi kebijakan perusahaan terkait jaminan sosial, upah, perlindungan dan pemberdayaan pekerja, pemenuhan jaminan kesehatan, dan sebagainya.
"Hal ini penting untuk diketahui bahwa yang dilakukan oleh pabrik garmen ini ternyata dampaknya ada di berbagai tataran di Indonesia. Program ini penting karena menunjukkan bahwa dengan memperbaiki kondisi lingkungan kerja bisa mendorong produktivitas, daya saing dan kinerja suatu perusahaan," ujar Anita Nirody.
Program Better Work Indonesia terfokus pada industri garmen mengingat sektor tersebut menyerap 2,2 juta pekerja dan memberikan kontribusi kepada pemasukan negara sebesar 8 miliar dolar AS.
"Jadi betapa penting sektor ini untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama Senior HR And Compliance PT Ungaran Sari Garments Arif mengatakan bahwa berbagai program pemberdayaan perempuan yang dijalankan oleh perusahaan itu dilatarbelakangi oleh kepedulian terhadap karyawan.
"Karena 95 persen pekerja kita adalah perempuan maka kita harus peka terhadap kesehatan mereka agar tidak mempengaruhi produksi. Pemberdayaan perempuan yang dijalankan antara lain kelas ibu hamil, kurir air susu perah ibu, peningkatan kapasitas dan sebagainya," kata dia.
Kurir air susu ibu (ASI), lanjut dia, diawali dari kesulitan karyawan untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak mereka.
"Setelah tiga bulan cuti melahirkan, para karyawan yang perempuan pun kembali bekerja. Stok ASI untuk anaknya di rumah itu ternyata tidak cukup, sehingga tidak mungkin anaknya itu mendapatkan ASI eksklusif harus menunggu ibunya pulang," ujar dia.
Mereka menyampaikan hal tersebut kepada manajemen perusahaan. Kemudian, manajemen perusahaan berdiskusi dengan karyawan.
Hasil diskusi tersebut menghasilkan solusi untuk pemenuhan ASI dengan kurir.
"Untuk saat ini kebutuhan pengiriman ASI ke rumah-rumah itu masih bisa ditangani dengan supir yang masih ada. Ada dua karyawan untuk pengantaran ASI," ujar dia.
Arif mengatakan program pemberdayaan perempuan memberikan dampak positif kepada perusahaan.
"Karyawan sehat, absensinya berkurang sehingga meningkatkan produktivitas kerja sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Selama ini tidak berpikir cost ini tida dan menjadi beban tetapi ini adalah investasi," kata dia.
Baca juga: KKP dorong pemberdayaan peran wanita nelayan
Baca juga: Menlu berbagi kisah pemberdayaan perempuan Indonesia di PBB
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019