Jakarta (ANTARA News) - Dugaan isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) yang sempat terlontar dalam proses pemilihan rektor baru Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta periode 2008-2012 berimbas pada jajaran Senat Untar. Senat yang mendukung salah satu calon dikabarkan akan dibubarkan dan hingga kini Untar belum memiliki rektor baru, sedangkan rektor lama telah habis masa baktinya."Senat sebenarnya tidak dibubarkan. Namun senat memang sudah habis masa baktinya," kata salah satu Dosen di Fakultas Ekonomi Untar yang tak bersedia disebutkan namanya di Jakarta, Kamis. Dikatakannya, senat Untar itu dibentuk oleh rektor terpilih, sehingga jika rektor baru telah terpilih maka senat baru akan dibentuk. Dia menegaskan, rektor lama Prof Dali S Naga tidak membubarkan senat karena adanya isu pemilihan rektor yang berbau SARA itu. Saat ini rektor Untar dijabat oleh Prof Dali S Naga yang telah menjabat dua periode sejak tahun 2000 dan masa tugasnya akan berakhir pada tahun 2008. Dari empat calon yang mengajukan diri, telah tersaring dua calon rektor, yaitu Dr Monthy P Satiadharma dan Prof Sofia W. Alisjahbana Tujuh guru besar Untar menyatakan lebih mendukung Prof Sofia dibandingkan Dr Monthy P Satiadharma, berdasarkan hasil presentasi, visi, misi, dan program kerjanya yang dinilai paling baik. Pihak pengelola yayasan Untar bersikukuh memilih Monthy.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008