Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (LaKSNU) memprediksi "grandfinal" pemilihan presiden (Pilpres) tahuan 2009 kembali menghadapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri, kata Direktur LaKSNU, Gugus Joko Waskito saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis.Menurut dia, peluang capres selain Megawati dan SBY pada tahun 2009 dinilai berat."LaKSNU sedang menjalankan program survei di 33 provinsi soal bursa capres-cawapres. Belum selesai, namun cenderung publik mengarah ke Megawati," katanya.Dia menambahkan, kembalinya publik pada pilihan Megawati Soekarnoputri disebabkan masalah ekonomi di era SBY dinilai belum membaik."Era SBY masih dirasakan adanya kesulitan ekonomi. Begitupun persoalan pendidikan yang dinilai memberatkan dan pengangguran bertambah," katanya.Kendati demikian, isu-isu pemberantasan korupsi di era SBY-JK yang sangat positif dinilai belum mengena terhadap masyarakat bawah dan pinggiran. Namun demikian, Gugus menawarkan jalan keluar kepada SBY karena masih ada waktu untuk memperbaikinya, antara lain Presiden SBY harus segera merangkul tokoh-tokoh muda atau partai berbasis kepemudaan yang bersentuhan dengan pemilih pemula. "SBY harus mendekati partai berbasis kepemudaan yang dikenal punya semangat tinggi. Ada Partai Matahari Bangsa (PMB), Partai Pemuda Indonesia (PPI) dan beberapa parpol lainnya yang mengusung kepemudaan," ujar Gugus seraya menambahkan syarat itulah yang dinilai bisa menopang perolehan suara SBY.Mengenai prediksi peta Pemilu 2009, menurut Gugus, parpol lama yg akan naik popularitas dan akseptabilitasnya adalah PDIP (naik), Golkar (menurun), PKS (naik), Demokrat, PPP (naik), sedang PAN dan PBB (stagnan)."Sedangkan partai baru yg lebih dikenal dan akseptabilitasnya daripada parpol baru yg lain adalah Hanura, PPI, PKNU, PDP, dan PMB," katanya.Gugus mengatakan, ada nuansa lain yang dibangun kelima partai baru di atas. Jika Hanura dan PDP mengandalkan ketokohan orang, PKNU mengandalkan kyai, maka PPI dan PMB mengusung semangat anak muda."LaKSNU menilai terjadi pergeseran persepsi masyarakat di mana partai ideologis mulai menurun popularitasnya, bergeser kepada partai yang berbuat nyata untuk kepentingan masyarakat," paparnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008