Magetan (ANTARA) - Sebanyak 50 pengungsi dari Wamena, Provinsi Papua, tiba di Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis sore sekitar pukul 14.30 WIB, dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 milik TNI-AU.
Kadislog Lanud Iswahjudi Magetan Letkol Tek Jarot Sudarwanto mengatakan puluhan pengungsi tersebut terdiri dari para orang dewasa dan sejumlah anak-anak.
"Pada kesempatan ini, Lanud Iswahjudi diberi kepercayaan untuk menjalankan operasi kemanusiaan yang menjadi tanggung jawab TNI dan berpartisipasi dalam kesejahteraan masyarakat. Pada Kamis sore ini sebanyak 50 orang pengungsi dari Wamena mendarat di Lanud Iswahjudi Magetan untuk kemudian dipulangkan ke daerah asal masing-masing," ujar Letkol Tek Jarot kepada wartawan.
Baca juga: Papua Terkini - Kapolda Papua kembali kunjungi pengungsi dari Wamena
Menurut dia, setelah dilakukan pendataan, sebanyak 50 pengungsi tersebut berasal dari sejumlah wilayah di Tanah Air. Di antaranya beberapa daerah di Jawa Timur, Sumatera, dan lainnya.
"Dari jumlah 50 orang tersebut, sebanyak delapan orang di antaranya berasal dari beberapa wilayah di Jawa Timur, sedangkan sisanya luar Provinsi Jatim," katanya.
Bagi pengungsi yang berasal dari Jawa Timur, akan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Madiun untuk dipulangkan ke daerah asalnya. Di antaranya adalah Sampang, Madura, Nganjuk, dan Kediri.
Sedangkan pengungsi asal Jakarta dan Padang, Sumatera akan diterbangkan lagi menggunakan pesawat milik TNI-AU ke Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta.
Baca juga: Papua Terkini - Pengungsi kerusuhan Wamena alami diare dan gatal-gatal
Bupati Madiun Ahmad Dawami yang menyambut kedatangan pengungsi tersebut mengatakan Pemkab Madiun akan menanggung semua kebutuhan pengungsi hingga kembali ke daerah asal.
"Pemkab Madiun akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah asal dari masing-masing pengungsi. Semua kepulangan akan difasilitasi Pemkab Madiun hingga tiba di daerah asal," kata Bupati Ahmad Dawami.
Sesaat setelah tiba di Lanud Iswahjudi Magetan, para pengungsi lalu didata oleh petugas setempat dan kemudian diberi makan.
Sementara itu, salah seorang pengungsi asal Sampang, Madura Jawa Timur, Ahmadi, mengatakan bahwa pada saat terjadi kerusuhan di Wamena, Ia sedang bekerja sebagai tukang ojek.
"Saat itu sedang bekerja. Tiba-tiba terjadi kerusuhan jadi tidak sempat pulang untuk ambil barang-barang," kata dia.
Supaya aman, ia terpaksa sembunyi dan bertahan di kantor Koramil ataupun kepolisian terdekat. Dia bersyukur bisa pulang ke kampung halaman dengan selamat.
Baca juga: Wali Kota Probolinggo kunjungi warga terdampak kerusuhan Wamena
Baca juga: Masih trauma, perantau asal Probolinggo enggan kembali ke Wamena
Baca juga: Anak perantau Jatim dari Wamena siap ditampung di ponpes
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019