Tidak ada faktor kekerasan pada jasad korban saat kami terima di kamar mayat

Jakarta (ANTARA) - Tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, memastikan tidak ada tanda kekerasan pada jasad Maulana Suryadi (23) usai tewas dalam kericuhan demonstrasi di DPR RI, Rabu (25/9).

"Tidak ada faktor kekerasan pada jasad korban saat kami terima di kamar mayat," kata Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Pol Edi Purnomo di Jakarta, Kamis sore.

Satu-satunya petunjuk saat proses otopsi di tubuh korban berada pada pembengkakan pembuluh darah di bagian leher.

Baca juga: Tim Forensik: Maulana punya riwayat sesak nafas

"Tapi memang ada pembesaran pembuluh darah di leher. Itu biasanya terjadi pada orang yang mengalami sesak nafas," katanya.

Petunjuk terkait penyebab tewasnya Maulana akibat sesak nafas juga diperkuat dengan pengakuan pihak keluarga bahwa korban memiliki riwayat sesak nafas.

Penyakit bawaan itu juga dialami sang kakak serta ayahnya yang sudah lebih dulu meninggal akibat sesak nafas.

"Saat kita tanya apakah akibat TBC atau asma, keluarga tidak komentar," katanya.

Baca juga: Ini penjelasan polisi atas darah di kafan Maulana

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan seorang pedemo tewas saat demonstrasi yang berujung kerusuhan di sekitar Gedung DPR pada pada Rabu (25/9).

Tito menegaskan pedemo yang tewas itu bukan dari kalangan pelajar dan mahasiswa namun kelompok perusuh.

Kapolri juga membantah penyebab kematian korban bukan karena tindakan represif dari aparat yang menangani aksi massa rusuh.

Baca juga: Anies belum tentukan langkah atas kabar warga jadi korban demonstrasi

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019