Pati (ANTARA News) - Empat penambang di Dukuh Pencil, Desa Purwokerto, Kecamatan Kayen, Pati, Jawa Tengah, Rabu, tewas tertimbun longsoran galian kapur fosfat. "Ketiga korban adalah Yatmi (50), Suharmi (35), Sukarmi (35), dan Naryo (35) dari Desa Purwokerto," kata Syukur (55), salah seorang warga setempat, di Pati, Rabu. Syukur mengaku saat kejadian dirinya sedang menambang pada jarak sekitar 25 meter dari lokasi longsor. "Hanya saja, saya tidak sempat menolong korban karena kejadian berlangsung cepat," katanya. Jumari, suami korban Suharmi, sempat menarik tangan istrinya, namun upayanya sia-sia longsoran dari ketinggian 30 meter itu begitu derasnya. Peristiwa tebing longsor di lokasi aktivitas penambangan yang dimulai sejak Januari 2008 itu sudah terjadi sebanyak tiga kali, namun baru kali ini yang tergolong besar dan merenggut korban jiwa. Dari papan nama yang dipasang pada jalan masuk lokasi tambang mengisyaratkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh PT Bina Anugerah Inti Kimia (BAIK) Surabaya itu legal. Pengambilan fosfat yang dilakukan dengan bekerja sama dengan Perum Perhutani itu mengantongi Surat Izin Penambangan Daerah (SKPD) yang dikeluarkan Pemkab Pati No 540/010/2007. Meski demikian, proses penambangan fosfat di tempat itu masih tradisional. Pekerja hanya dibekali peralatan linggis dan cangkul untuk mengeruk fosfat. Setiap satu sak fosfat berbobot 20 Kg, dihargai Rp1.250. "Dalam sehari setiap penambang dapat mengumpulkan 10-20 sak, sehingga bayaran yang diterimanya berkisar antara Rp 25.000,00-Rp37.500,00," katanya. Sejauh ini, kata dia, lokasi tambang yang berada di tengah hutan dan jauh dari pemukiman tidak diketahui banyak orang kecuali warga sekitar. Bahkan, pemukiman terdekat dengan lokasi tambang berjarak sekitar satu kilometer. Lokasi tambang menempati petak 36 E, 41 A, 41 B, dan 41 C di kawasan hutan jati milik Perum Perhutani KPH Pati. Menanggapi kejadian tersebut, Wakapolres Pati, Kompol Carto Nuryanto, mengatakan, pihaknya akan melakukan penyidikan lebih dalam. "Kami belum bisa menyimpulkan penyebab runtuhnya tebing itu. Nanti pihak perusahaan dan sejumlah pekerja tambang yang mengetahui kejadiannya akan kita mintai keterangan," katanya. Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan mengecek perizinan yang dikantongi PT BAIK serta pola perlindungan tenaga kerjanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008