Setiap demo itu kita hanya partisipasi beberapa orang saja, tidak seluruhnya bagian produksi, hanya 20-30 orang
Jakarta (ANTARA) - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat menyebut demo buruh yang digelar pada Rabu (2/10) untuk memperingati Hari Buruh di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak berpengaruh besar terhadap produksi tekstil yang dihasilkan di pabrik.
Hal tersebut karena telah adanya kesepahaman antara perusahaan dengan serikat pekerja tentang demo yang sifatnya partisipatif.
“Ya, tidak berpengaruh, karena sekarang kan kita sistemnya ada kesepahaman. Setiap demo itu kita hanya partisipasi beberapa orang saja, tidak seluruhnya bagian produksi, hanya 20-30 orang,” kata Ade dihubungi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Berlangsung damai, demo buruh di DPR dipuji
Menurut Ade, kesepahaman tersebut muncul karena terbukanya komunikasi antara perusahaan dengan serikat pekerja, di mana perusahaan memberikan pemahaman terkait dampak negatif dari demo buruh apabila digelar besar-besaran.
“Kalau demo besar-besaran itu akan mencoreng nama baik bangsa, jadi order kepada industri tekstil dalam negeri itu yang terpengaruh. Kehormatan bangsa itu bisa mempengaruhi kepercayaan pasar luar terhadap Indonesia,” papar Ade.
Apabila pesanan dari luar negeri menurun, lanjut Ade, maka hal itu bisa berpengaruh terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Dengan demikian, lanjut Ade, para pekerja diajak berfikir untuk memilih mana yang lebih baik, apakah tetap bisa menyampaikan aspirasinya secara beradab atau sebaliknya.
“Kalau kita terbuka apa adanya, pilihannya kalau kalian tetap seperti itu ya pemutusan hungan kerja (PHK) tidak bisa dibendung. Kami bilang, kalian pilih PHK atau berkesepahaman,” tukas Ade.
Baca juga: Bubarkan diri, unjuk rasa buruh terkonsentrasi di Parkir Timur Senayan
Baca juga: 1.200 personel gabungan amankan Istana Presiden antisipasi demo buruh
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019