Tarakan (ANTARA News) - Namanya juga remaja, senda gurau tawa riang selalu ditampilkan oleh atlet catur putri harapan tuan rumah Kaltim yang satu ini. Sosoknya tidak lebih dari remaja-remaja belia seusianya yang tampil dengan ceria berbusana masa kini.
Dewi Ardhiani Anastasia Citra begitu nama lengkapnya, atlet catur remaja putri ini dengan usia mudanya telah ikut andil menyumbangkan medali emas bagi daerahnya saat dia masuk anngota tim regu catur cepat putri pada PON XVII 2008 Kaltim, dimana tuan rumah Kaltim mempersembahkan medali emas di cabang catur.
Ia pun turut menyumbangkan medali perak setelah berada di urutan kedua - di bawah pecatur nomor satu putri Indonesia MIW Irene Kharisma Sukandar - setelah bermain di catur standar perorangan putri di PON ini.
"Ini PON pertama saya, saya sangat gembira bisa bermain bagus di PON ini," kata remaja putri berusia 14 tahun itu.
"Saya menyenangi catur, dan pada usia sembilan tahun saya mulai mengenal dan belajar catur dari ayah saya," kata putri bungsu dari lima bersaudara pasangan Moes Santoso dan Rusdiana ini.
Ketika ditanya adakah kejadian yang unik saat dia bertanding di PON ini, atlet putri Kaltim yang menjadi juara pertama pada kejurnas KU-12 tahun pada 2006 di Batam itu mengatakan, ada yang lucu dan menggelikan.
"Pas saya bertanding di beregu standar, di sebelah saya ada Chelsea Monica (juga atlet Kaltim) juga sedang bertanding dan kami sama-sama `menguap` berbarengan, dan kami saling lihat dan saling ketawa terus, tapi kami berdua tetap bisa memenangi pertandingan," kata pecatur yang ingin jadi Grandmaster Wanita (GMW) itu.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008