Saya pulang kampung untuk bertemu keluarga, ya saat ini masih banyak warga non-Papua pulang setelah peristiwa kerusuhan Wamena

Biak (ANTARA) - Arus keberangkatan penumpang pesawat di bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak, Papua, mengalami peningkatan dari biasanya 100 orang naik hingga menjadi 150 penumpang setelah kerusuhan Wamena, dengan tujuan dominan ke Makassar, Sulawesi Selatan hingga ke kota-kota besar di Pulau Jawa.

Pantauan Antara di bandara Frans Kaisiepo, Kamis hingga pukul 12.00 WIT, seratusan penumpang telah berada di area bandara untuk bersiap berangkat keluar Papua pasca-kerusuhan Wamena (23/9).

Keberangkatan arus penumpang pesawat tampak masih ramai lancar dilayani oleh Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air untuk penerbangan ke luar Papua dan Trigana Air untuk penerbangan antarkota di Papua.

Salah satu penumpang, Dryono mengakui masih masih takut dengan kasus kerusuhan di Wamena. "Saya berangkat bersama kerabat dengan pesawat udara tujuan Semarang. Kami masih menunggu jadwal keberangkatan," ujarnya

Ia hanya berharap selama waktu keberangkatannya ke Semarang menggunakan pesawat udara dapat berjalan lancar hingga tiba di kota tujuan.

Hal senada dikemukan penumpang lainnya, Antoni. "Saya pulang kampung untuk bertemu keluarga, ya saat ini masih banyak warga non-Papua pulang setelah peristiwa kerusuhan Wamena," katanya.

Sebelumnya, Kadinas Perhubungan Fransisco Olla kepada wartawan mengakui pelayanan angkutan udara di Bandara Internasional Frans Kaisiepo, Biak, masih normal yang dilayani oleh Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air.

"Untuk kegiatan waktu keberangkatan disesuaikan dengan jadwal layanan keberangkatan dan kedatangan oleh Garuda dan Sriwijaya," katanya.

Hingga, Kamis pukul 13.30 WIT aktivitas warga Biak berlangsung normal, seperti angkutan umum, perkantoran pemerintah, usaha swasta, perbankan serta angkutan umum baik taksi maupun ojek.

Baca juga: Papua Terkini- Wagub jemput pengungsi Sulsel di Bandara Sentani

Baca juga: Papua Terkini- Budi Karya: Bandara Wamena masih aman, tidak rusak

Pewarta: Muhsidin
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019