Bandung (ANTARA News) - Pascakenaikan harga BBM yang diiringi kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok diduga menjadi faktor meningkatnya jumlah pasien sakit jiwa (gila) di beberapa rumah sakit jiwa di Bandung.Plt Direktur RS Jiwa Bandung, Endang Dzazuli, kepada pers di Bandung, Rabu mengatakan jumlah pasien gangguan jiwa dari kalangan keluarga miskin terus meningkat."Peningkatan cukup signifikan terjadi pascakenaikan harga BBM. Banyak pasien mengalami gangguan jiwa dari tingkat ringan hingga berat akibat beban ekonomi," jelasnya.Dikatakannya, lebih dari 80 persen pasien gangguan jiwa yang menjalani perawatan di RS Jiwa Bandung berasal dari masyarakat miskin, jumlah itu setiap tahunnya terus meningkat."Hampir setiap hari RS Jiwa Bandung rata-rata didatangi sebanyak 100 orang penderita gangguan jiwa yang menjalani rawat jalan," ungkapnya.Menurut dia, jumlah itu meningkat dibanding sebelum kenaikan harga BBM, yakni berkisar antara 70-80 orang. "Peningkatan terjadi pada pasien yang menjalani rawat inap. Dari 100 tempat tidur yang dimiliki RS Jiwa Bandung, 80 persen diantaranya selalu terisi setiap bulannya. Sama halnya dengan rawat jalan, pasien rawat inap didominasi warga tidak mampu," paparnya. Endang memperkirakan jumlah penderita gangguan jiwa akan terus meningkat seiring dengan kian beratnya beban ekonomi masyarakat. Sebagai langkah antisipasinya, RS Jiwa Bandung menambah kapasitas rawat inap. Penambahan kapasitas dilakukan setelah RS Jiwa Bandung disatukan dengan RS Jiwa Cisarua Cimahi yang peleburannya dilakukan dalam waktu dekat. Menurut Endang, gangguan jiwa yang diderita pasien tidak sama, yakni ada yang mengalami depresi tingkat ringan hingga gangguan jiwa berat. "Jumlah pasien yang menderita gangguan jiwa berat sekitar 90 persen," jelasnya. Endang mengutarakan, pasien tidak mampu tidak dikenakan biaya apapun, biaya perawatan tersebut sudah ditanggung pemerintah melalui Askeskin. "Dengan demikian, selama ditanggung oleh pemerintah, tidak ada masalah dalam hal pembiayaan perawatan bagi masyarakat miskin. Pada semester II tahun 2008 ini RS Jiwa Bandung memperoleh dana Askeskin sebesar Rp1,4 miliar," ucapnya. Hal serupa juga terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Dokter Spesialis Kejiwaan RSHS Bandung, Teddy Hidayat mengatakan, setiap tahun pasien gangguan jiwa cenderung meningkat, begitupun pascakenaikan harga BBM. "Saat ini, pasien yang datang memeriksakan dirinya mencapai 50 pasien per harinya," ujarnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008