Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) empat proyek antar-BUMN di Jakarta, Rabu. "Ini bentuk kerjasama yang kita dorong. Mudah-mudahan kerjasama ini bisa diikuti BUMN-BUMN lain. BUMN memang harus bersinergi, sehingga tidak saling gugat satu sama lain," kata Sofyan Djalil. Dikatakannya, sinergi antar BUMN merupakan salah satu wujud keberpihakan pada industri dalam negeri. Dalam acara tersebut ditandatangani perjanjian kerjasama untuk empat proyek. Di antaranya perjanjian pengadaan tabungan elpiji ukuran 3 kg dan valve antara PT Pertamina dengan PT Wijaya Karya Intrade, PT Boma Bisma Indra, PT Adhi Karya, dan PT Barata Indonesia. Hadir dalam acara tersebut Dirut Pertamina Ari H. Soemarno, Yoyon Mulyana (PT Wika Intrade), Setyo Wisudo (PT BBI), dan Bambang Tri Wibowo (mewakili konsorsium PT Adhi Karya dan PT Barata Indonesia). Kerjasama bertujuan untuk mendukung percepatan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke elpiji, dengan memproduksi kurang lebih 25 juta tabung elpiji ukuran 3 kg. Sebelumnya PT Pertamina menghadapi sejumlah kendala dalam menyukseskan program konversi energi, antara lain realisasi penerimaan tabung, "quality assurance", dan sertifikat layak edar. Adanya sinergi antar-BUMN ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi Pertamina dalam menyediakan tabung elpiji kemasan 3 kg tersebut. Nilai kerjasama adalah Rp3,25 triliun dan harga satuan tabung 3 kg tersebut akan disesuaikan dengan peraturan Menteri Perindustrian. Sementara penandatanganan kerjasama kedua antara PT Pertamina dengan PT Pelindo II untuk bekerja sama dalam pembangunan kilang serta pengoperasian sarana/prasarana terminal, khusus Kilang Banten Bay di Pelabuhan Internasional Bojanegara. Pembangunan dilakukan pada sebagian lahan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) PT Pelindo II. MoU tersebut bertujuan untuk menyiapkan hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan sebagian HPL tersebut untuk pembangunan kilang, pembangunan dan pengoperasian sarana/prasarana Terminal Khusus Banten Bay di Pelabuhan Internasional Bojonegara yang meliputi evaluasi dan kajian teknis, ekonomis, komersial, dan yuridis sebagai landasan proyek tersebut. Untuk pengelolaan kilang, PT Pertamina akan bekerja sama dengan perusahaan minyak Iran dan Malaysia. Menurut rencana, proses pembangunan kilang minyak itu akan berlangsung sekitar 3 tahun (2009-2012) dan produksi tahap pertama kilang itu diharapkan menghasilkan 150.000 barel minyak per hari. MoU ketiga antara PT Pelindo II dan PT Dok Kodja Bahari mengenai rencana relokasi Galangan III Perkapalan PT DKB ke Pulau Batam. Kesepahaman relokasi Galangan III PT DKB bertujuan untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan Tanjung Priok jangka panjang dalam menunjang kelancaran pelayanan jasa kepelabuhan. Khususnya pengembangan dan perluasan lahan yang akan digunakan untuk Tanjung Priok Car Terminal (TPCT). TPCT itu merupakan salah satu bisnis usaha Pelindo II yang melayani kegiatan ekspor impor kendaraan. Dalam kesepakatan itu, Pelindo II akan memberikan kompensasi terhadap pelaksanaan relokasi galangan itu. Perjanjian kerjasama juga dilakukan antara PT Krakatau Steel dan PT Perkebunan Nusantara VII tentang kerjasama saling menguntungkan dalam pemanfaatan besi tua. PT KS dalam proses produksinya memerlukan bahan baku antara lain besi tua yang dapat diperoleh dari PTPN VII. Di sisi lain PTPN VII dalam menjalankan operasinya memerlukan suku cadang peralatan pabrik untuk memenuhi sebagian kebutuhan operasional pabrik. "Pangsa pasar BUMN dalam struktur perekonomian memang tidak terlalu besar, tetapi bila sinergi ditingkatkan, maka pangsa pasar BUMN bisa digenjot," kata Sofyan Djalil. (*)
Copyright © ANTARA 2008