Surabaya (ANTARA News) - Badai "Khalmaedi" yang muncul sejak Rabu (16/7) pagi sekitar pukul 07.00 WIB di selatan Taiwan, tidak sampai berdampak terhadap tinggi gelombang di perairan Indonesia. "Badai itu tidak berdampak terhadap perairan Indonesia, tapi pelayaran yang akan melintasi kawasan tersebut perlu hati-hati", kata Eko Prasetyo, pakar meteorologi dan geofisika pada Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak, di Surabaya, Rabu. Badai Khalmaedi saat ini berada di posisi 18,7 derajat Lintang Utara (LU) dan 123,6 derajat Bujur Timur (BT) atau di selatan Taiwan. Badai bergerak ke utara dan diperkirakan pada 18 Juli mendatang akan masuk ke daratan Taiwan. Karena badai yang diperkirakan akan "hidup" hingga 21 Juli mendatang itu bergerak ke utara, maka dampaknya tidak dirasakan di perairan Indonesia. Namun demikian, ia mengingatkan, agar pelayaran yang akan melintasi kawasan tersebut (selatan Taipei) dapat menunda lebih dahulu, karena tinggi gelombang di pusat badai sangat tinggi, dapat mencapai delapan meter. "Gelombang laut yang tinggi tentu akan membahayakan pelayaran. Karena itu, sebaiknya dihindari dulu", katanya menegaskan. Ia juga menambahkan, pelayaran perlu tetap waspada, karena tinggi gelombang di Laut Jawa saat ini masih sekitar 3,5 meter, kendati besok (Kamis, 17/7) diperkirakan turun menjadi tiga meter. Sedangkan di selatan Jawa atau di Samudera Hindia, tinggi gelombang saat ini sekitar empat meter dan besok (17/7) diperkirakan juga sudah turun menjadi tiga meter. (*)
Copyright © ANTARA 2008