Pangeran Harry, Meghan Markle akan kunjungi perkampungan Afsel

Johannesburg (ANTARA) - Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris, dan istrinya Meghan, akan mengunjungi perkampungan di Johannesburg pada Rabu, sebelum bertemu dengan Presiden Cyril Ramaphosa dan istri mendiang Nelson Mandela pada hari terakhir kunjungan mereka ke bagian selatan Afrika.

Harry dan Meghan, yang memiliki gelar Duke dan Duchess of Sussex, bersama bayi laki-laki mereka, Archie, telah berada di kawasan tersebut lebih dari sepekan. Kunjungan ini merupakan perjalanan luar negeri pertama mereka dengan bayi berusia empat bulan itu.

Mereka dijadwalkan akan bertemu anak-anak muda dan para pengusaha di sana serta meninjau inisiatif untuk menghadapi pengangguran. Tingkat pengangguran di Afrika Selatan mencapai angka tertinggi dalam 11 tahun terakhir pada 2019 ini.

Setelah itu, pasangan tersebut akan bertemu dengan Graca Machel yang merupakan istri dari mendiang Nelson Mandela. Pangeran Harry sebelumnya bertemu dengan Graca pada tahun 2015.

Selama dua dekade terakhir, Harry telah mengunjungi Afrika selatan untuk liburan dan pekerjaan konservasi, dia juga pergi ke Botswana, Angola dan Malawi.

Pada perjalanan yang dilakukannya sendiri itu, ia mendorong untuk lebih banyak aksi terhadap iklim dan lingkungan, dan menelusuri kembali jejak ibunya di bekas ladang ranjau di Angola.

Sementara itu, kegiatan Meghan sendiri banyak terfokus pada hak-hak perempuan.

Pada hari Rabu, keduanya direncanakan akan menghadiri resepsi yang merayakan hubungan bisnis Inggris dan Afrika Selatan.

Mereka kemudian akan bertemu Presiden Ramaphosa dan istrinya, Tshepo Motsepe, sebelum terbang pulang di malam hari.

Sebagai informasi tambahan, Pangeran Harry mengatakan pada hari Selasa, bahwa Meghan telah memulai proses hukum terhadap sebuah surat kabar Inggris, the Mail on Sunday, atas penerbitan surat pribadi yang menurut pengacaranya "melanggar hukum". Media itu pun membela artikel yang telah dipublikasikan tersebut.
Baca juga: Pangeran Harry ingin punya dua anak saja

Sumber: Reuters