Jayapura (ANTARA) - Tim Kesehatan Gabungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dan TNI/Polri di Wamena yang melayani pengungsi korban demo anarkis Wamena, mengantisipasi kasus penyakit berbasis lingkungan.
"Untuk penanganan pasien korban demo rusuh Wamena ini sudah mulai berkurang, tetapi kita sekarang sudah harus mulai waspada terhadap penyakit yang berbasis lingkungan," kata Koordinator Tim Gabungan Kesehatan dari Dinas Kesehatan dan TNI/Polri di Wamena, Paminto Widodo ketika dihubungi melalui telepon selulernya dari Jayapura, Rabu.
Untuk pengungsi, kata dia, kemungkinan ada peningkatan kasus penyakit berbasis lingkungan itu sangat besar, maka beberapa strategi untuk menekan agar kasus-kasus penyakit berbasis lingkungan itu tidak meningkat, harus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Baca juga: 712 pengungsi korban demo Wamena ditangani tim gabungan kesehatan
Lanjut dia, termasuk masalah kesehatan jiwa, ini yang diperkirakan akan meningkat. Masalah stres sudah mulai meningkat, tetapi sudah menjadi prioritas Dinas Kesehatan Provinsi yaitu kesehatan jiwa dan penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB).
"Dan tidak menutup kemungkinan pada saat situasi sudah mulai kondusif itu kasus-kasus yang tersembunyi kemungkinan akan muncul, karena dengan kondisi normal pasti saya yakin kasus-kasus itu akan kelihatan," ujar Paminto.
Ia menambahkan, itu perkiraan dari Tim Kesehatan Gabungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, TNI/Polri.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyebutkan perlu mewaspadai pergeseran pola kasus dari trauma fisik ke penyakit berbasis lingkungan di pengungsian korban unjuk rasa yang berujung kerusahan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya pada Senin (23/9) lalu.
Baca juga: Pengungsi Wamena mulai terserang penyakit mialgia
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai di Jayapura, mengatakan analisis dampak yang perlu diwaspadai pertama, pergeseran pola kasus dari trauma fisik ke penyakit berbasis lingkungan di pengungsian.
Lanjut dia, kedua, post trauma stress dissasster diperkirakan akan semakin meningkat, perlu trauma healing. Ketiga, pelayanan kesehatan dasar dilokasi pengungsi harus diprioritaskan pada penyakit yang berpotensi terjadi kejadian luar biasa (KLB).
Aksi unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9), merenggut puluhan nyawa, ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta di kabupaten itu juga rusak dan dibakar oleh massa demo.
Baca juga: PMI kerahkan relawan bantu pengungsi korban kerusuhan Wamena
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019