Boyolali (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Jawa Tengah, tengah mengkaji penemuan sumber minyak bumi di Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro.
"Kita telah menurunkan tim mengecek ke lokasi di Desa Repaking," kata Kasubdin Pertambangan dan Energi DPUPPK Boyolali, Yohanes Supriyanto, di Boyolali, Selasa.
Menurut dia, pihaknya telah melakukan pengecekan untuk mengetahui kondisi geologis dan debit minyak yang keluar mencapai 24 mililiter per detik.
"Sumber minyak bumi tersebut diperkirakan keluarnya melalui rembesan dari rekahan batu bantaran," katanya.
Berdasarkan hasil pengamatan tim, katanya, diperkirakan kondisi geologi setempat serupa dengan wilayah Cepu, Jateng.
Kendati demikian, pihaknya tengah mengkaji hasil pengamatan itu dan segera melaporkan ke Dinas Pertambangan dan Energi Jateng.
Kasubbag Bina Ekonomi Bagian Perekonomian Setda Pemkab Boyolali, Indra Juliarto, menjelaskan, pihaknya telah meninjau ke lokasi temuan sumber minyak bumi di Desa Repaking untuk mengetahui potensi ekonomi.
Ia menduga, minyak bumi bisa muncul karena tingginya kandungan bintonik di wilayah Wonosegoro. Hasil kajian Badan Perencana dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Boyolali, wilayah Wonosegoro telah ditemukan kandungan bintonik seluas sekitar 4.900 hektare.
Bintonik sendiri merupakan salah satu elemen berbentuk padat yang fungsinya untuk menjernihkan minyak mentah.
Sebelumnya, sumber air mengandung minyak bumi ditemukan seorang warga pada bantaran Sungai Repaking di Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali dua bulan lalu.
Temuan sumber minyak bumi tersebut kemudian dimanfaatkan masyarakat setempat untuk dijadikan bahan bakar minyak (BBM), termasuk untuk memasak. Bahkan bisa untuk menghidupkan mesin disel guna menyedot air untuk mengairi ladang pertanian.
Mereka berusaha memisahkan minyak dari air, dengan cara menyuling menggunakan peralatan sederhana di sekitar mata air untuk mendapatkan minyak.
Camat Wonosegoro, Karseno mengatakan, kalau kawasan Dukuh Repaking, Desa Repaking memang diketahui memiliki kandungan minyak bumi.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008