Jakarta (ANTARA News) - Pengamat musik Denny Sakrie di Jakarta, Selasa, mengungkapkan harus ada gebrakan baru di bidang musik Indonesia untuk menggeser musik "pop selingkuh" yang kini sedang merajai industri musik pop di negeri ini."Saya menyebutnya pop selingkuh, sebab lagu pop sekarang isinya lagu-lagu berlirik tentang selingkuh. Judulnya berbeda-beda, tapi isinya sama tentang selingkuh," ujarnya seraya tersenyum.Gebrakan yang dimaksud Denny adalah langkah nyata dari para penyanyi, musisi, dan pelaku di bidang musik misalnya meluncurkan lagu atau album yang tidak sekedar mudah dicerna dan diterima di telinga pendengar. Menurut pengamatannya saat ini lambat laun masyarakat akan jenuh dengan musik yang ditawarkan grup band tersebut. Publik akan menunggu sesuatu yang baru dan segar. "Musik memang tidak bisa dinilai bagus atau tidak, itu relatif. Tapi saat ini memang diperlukan musik yang memberi kesegaran dan tidak seragam," katanya. Denny mengatakan belantika musik pop tanah air sudah cukup lama didominasi munculnya band-band baru dengan lirik lagu yang hampir mirip dan konsep musik yang mengekor band-band yang sudah sukses sebelumnya. Grup band tersebut kebanyakan melejitkan hanya satu lagu saja, menjadi hit, lantas membuat album, dan meledak di pasaran dalam waktu sesaat saja. "Hampir semua band-band baru mengekor kesuksesan Ungu dan Peterpan. Kedua grup band ini memang seperti `role model` bagi band-band sekarang untuk mengikuti pola lirik dan musiknya," ujar Denny. Ia mencontohkan munculnya band-band baru macam Wali, Merpati, Kangen, Matta, dan ST 12, mengandalkan lagu-lagu dengan lirik dan jenis musik "easy listening" yang hampir mirip dengan band lain. "Tapi saya kira ini tidak akan lama bertahan kok, asalkan ada gebrakan baru di bidang musik," tambahnya. Sementara itu vokalis grup band Suckerhead, Khrisna J Sadrach mengatakan setelah cukup lama tidak meluncurkan album, tahun ini sebenarnya sudah memiliki materi untuk album terbaru. Namun mereka menunda peluncurannya ke pasar industri musik. "Namanya meluncurkan album itu harus memikirkan juga bagaimana pasar musik saat ini, jadi meskipun sudah ada materinya tapi kondisi belum memungkinkan, ya tahan diri dulu lah," ujarnya. Hal senada diungkapkan Andi "/Rif". Menurut Andi meski grup bandnya telah menyiapkan album baru untuk dirilis, namun peluncurannya tidak bisa dilakukan serta merta ketika hingar bingar musik pop sedang merajai pasar musik saat ini. "Menunggu badai pop berlalu," demikian ujarnya seraya tersenyum.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008