Bandung (ANTARA) - Sebanyak 16 orang perwakilan dari 15 negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berkunjung ke tempat produksi dan distribusi vaksin Bio Farma, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Direktur Operasi Bio Farma, Mas Rahman Roestan mengatakan kunjungan tersebut sebagai sarana berbagi pengetahuan tentang manajemen rantai dingin distribusi vaksin. Karena menurutnya dalam daftar negara OKI, hanya Indonesia melalui Bio Farma yang memiliki 14 jenis vaksin diakui oleh badan kesehatan dunia.
"Jadi dari 57 negara anggota (OKI), yang sudah diakui badan kesehatan dunia untuk produk vaksin yaitu ada dua negara, pertama itu Senegal tapi hanya satu vaksin, itu pun hanya untuk kebutuhan Afrika tengah dan Afrika barat, dan satu lagi Indonesia," kata Rahman.
Para perwakilan negara tersebut mengunjungi lab tempat produksi dan juga distribusi vaksin dengan sistem rantai dingin. Mereka menggunakan jas lab karena tempat tersebut sangat dingin.
Setelah itu mereka juga berkunjung ke gedung pusat fasilitas produk bioteknologi dan vaksin OKI yang berada di kompleks Bio Farma.
Rahman mengatakan kunjungan tersebut hanya kerja sama pengetahuan yang bersifat jangka pendek. Sedangkan untuk jangka menengahnya, Bio Farma akan bekerja sama untuk mentransfer teknologi sistem manajemen rantai dingin vaksin ke negara-negara OKI.
"Yang sudah berjalan adalah kerja sama dengan Saudi Arabia untuk transfer teknologi, kita akan menyiapkan bahan aktifnya dari Bio Farma dan dikirim ke Saudi Arabia, kemudian diproduksi di sana untuk kebutuhan negara-negara teluk," katanya.
Menurutnya saat ini banyak negara konflik yang penduduknya masih terjangkit polio. Maka dari itu, kata dia, yang banyak dibutuhkan sekarang adalah vaksin untuk polio.
"Jadi kalau di Indonesia sudah bebas polio, tapi di negara-negara seperti Afghanistan, Pakistan, Nigeria itu masih terjangkit polio karena mereka negara-negara konflik," katanya.
Baca juga: Bio Farma tuan rumah sosialisasi rantai dingin vaksin untuk OKI
Baca juga: Bio Farma perkuat kerjasama untuk melebarkan pangsa pasar di Afrika
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019